Pages

Selasa, 14 Oktober 2014

Sifat Zuhud Rasulullah SAW



Meskipun ditawari dunia dan seisinya, Rasulullah SAW lebih memilih hidup sederhana, karena cinta dunia menghalangi hamba menuju Allah SWT.

Hakikat zuhud adalah berpaling dari sesuatu atau meninggalkannya. Biasanya istilah zuhud dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi, seperti harta dan jabatan. Sifat zuhud hanya berlaku bagi orang yang memiliki kesempatan ataupun kemudahan dalam hal keduniawian kemudian tidak terpenjara dalam memikirkannya. Jadi orang yang tidak punya apa-apa tidak bisa dikategorikan sebagai orang zuhud.

Oleh karena itu, beberapa ulama berpendapat bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah orang dengan tingkat zuhud yang lebih tinggi daripada Uweis AL-Qorni. Malik bin Dinar berkata, “Banyak orang yang mengatakan kalau saya adalah orang zuhud. Namun menurut saya sendiri, Umar bin Abdul Azizlah yang pantas menyandang predikat zahid.” Maksudnya, Umar bin Abdul Aziz memang benar-benar zuhud lantaran berada dalam kehidupan yang serba ada sebagai khalifah namun tidak terikat dan terbuai oleh harta maupun tahta.

Sikap zuhud yang melekat pada diri Umar bin Abdul Aziz, Uweis Al-Qorni, dan Malik bin Dinar merupakan perilaku mulia yang terinspirasi dari keteladanan Rasulullah SAW, panutan seluruh umat Islam. Rasulullah SAW adalah manusia yang paling zuhud, sebagaimana perintah Allah SWT kepada beliau, “Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Tôhâ [20]: 131).

Dalam hati beliau tidak ada sedikit pun rasa cinta terhadap dunia. Meskipun Allah SWT melalui malaikat Jibril senantiasa menawarkan hal-hal keduniawian, seperti gunung yang akan dijadikan emas, namun Rasulullah SAW lebih memilih kehidupan apa adanya, dan malah sering dalam kondisi kesulitan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Khutsaimah bahwa pernah dikatakan kepada Rasulullah SAW, “Jika engkau mau, aku akan memberimu kekayaan dunia seluruhnya. Tidak ada seorang pun sebelum dan sesudah engkau yang diberi. Dan hal itu tidak akan mengurangi kedudukan engkau di hadapan Allah SWT sedikit pun.”

Rasulullah SAW menjawab, “Karuniakanlah semua itu nanti di akhirat.” Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia jadikan bagimu yang lebih baik daripada itu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan Dia jadikan (pula) istana-istana untukmu.” (QS. Al-Furqôn [25]: 10). Rasulullah SAW juga pernah disuruh memilih antara menjadi raja atau rasul. Beliau pun lebih memilih menjadi rasul, sebagai hamba pilihan Allah SWT.

Abu Dzar RA meriwayatkan, “Saya pernah berjalan bersama Rasulullah SAW di Madinah, lalu kami sampai di hadapan gunung Uhud. Beliau bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, aku tak suka bila emas sebesar gunung Uhud ini menjadi milikku dan bermalam di rumahku hingga tiga malam. Kecuali satu dinar yang akan kugunakan untuk membayar hutang. Atau aku berikan semua emas itu kepada orang-orang sembari berkata begini, begini, dan begini’,(maksudnya berinfak dan sedekah), sembari menggenggamkan kedua tangannya ke kanan, kiri dan belakangnya.”

Kemudian Rasulullah meneruskan perjalanan dan bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya orang-orang yang berbanyak-banyak (mengumpulkan harta) akan menjadi sedikit (melarat) pada hari kiamat nanti, kecuali orang yang berkata seperti ini, seperti ini, dan seperti ini begini,’ (maksudnya berinfak dan sedekah), sembari Rasulullah SAW menggenggam tangannya ke kanan, kiri dan belakangnya. Lalu bersabda, “Tetapi sedikit sekali orang yang suka melakukan hal demikian tadi.” (HR. Bukhari).

Di lain waktu, Umar bin Khattab RA pernah bertamu ke rumah Rasulullah SAW. Di saat itu kebetulan beliau sedang berbaring di atas lantai yang masih berupa pasir tanah. Setelah Rasulullah SAW bangun, Umar tiba-tiba menangis. Rasulullah SAW pun bertanya kepada Umar, “Mengapa engkau menangis, wahai Umar?”

“Bagaimana saya tidak menangis, ya Rasulullah. Saya sedih melihat bekas tanah di badan engkau yang mulia, dan saya prihatin melihat keadaan kamar ini. Semoga Allah SWT mengaruniakan kepada engkau harta yang lebih banyak. Orang-orang Persia dan Romawi tidak beragama dan tidak menyembah Allah, tetapi raja mereka hidup mewah. Mereka hidup dikelilingi taman yang di tengahnya mengalir sungai, sedangkan engkau adalah utusan Allah, tetapi engkau hidup dalam keadaan sangat miskin,” ujar Umar bin Khattab.

Mendengar jawaban Umar, Rasulullah SAW berkata, “Wahai Umar, sepertinya engkau masih ragu mengenai hal ini. Dengarlah, kenikmatan di alam akhirat lebih baik daripada kesenangan hidup dan kemewahan di dunia ini. Jika orang-orang itu hidup mewah di dunia ini, kita pun akan memperoleh segala kenikmatan tersebut di akhirat nanti. Di sana kita akan mendapatkan segala-galanya.”

Diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW tidak makan dengan kenyang selama tiga hari berturut-turut dari sepotong roti sampai beliau meninggal. Dalam riwayat lain, bahwasanya keluarga Rasulullah SAW tidak merasakan kenyang tiga hari berturut-turut dari sepotong rotipun sampai meninggal dunia. Aisyah RA juga berkata,“Rasulullah SAW tidak mewariskan satu dinar, satu dirham, seekor kambing, ataupun seekor unta.”

Riwayat-riwayat di atas menggambarkan kehidupan Rasulullah SAW yang sangat sederhana dalam hal keduniaan. Bahkan jika diukur dengan standar kemiskinan sekarang, mungkin beliau termasuk dari golongan orang-orang di bawah garis kemiskinan. Meskipun seperti itu, keadaan serba cukup atau sulit tidak menyurutkan sikap istikamah beliau dalam beribadah kepada Allah SWT dan berdakwah menyebarkan Islam.

Kondisi sederhana dan serba kecukupan yang dijalani Rasulullah SAW bukanlah disebabkan malas, bukan pula dikarenakan sikap anti-pati terhadap dunia atau faktor ekonomi masyarakat yang buruk waktu itu. Hal tersebut merupakan sikap seorang manusia mulia yang menjadikan dunia hanya sebagai penopang untuk menuju Allah SWT, bukan sebagai tujuan utama dalam menjalani hidup. Manusia yang sudah sampai pada tahap ini tidak akan terperdaya oleh gemerlap dan kemewahan kehidupan dunia, sehingga dunia hanya akan dimanfaatkan secukupnya saja.

Dalam keadaan serba ada, manusia yang sudah mencapai derajat zuhud memandang harta kekayaan sebagai sarana dalam meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW memaknai takwa dalam keadaan melimpah harta dengan mendermakan sebagian besar hartanya kepada masyarakat, seperti pada riwayat pertama di atas. Namun, tentu saja dengan mengambil sebagian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dapat menopang tubuh dan keluarga dalam menjalani kehidupan dan ibadah.

Riwayat yang kedua dan ketiga membrikan gambaran bagaimana Rasulullah SAW dalam keadaan sangat sederhana. Dalam kondisi seperti ini beliau menjalani hidup dengan tulus ikhlas tanpa banyak mengadu dan mengeluh. Kondisi rumah yang sangat sederhana dan makanan yang ala kadarnya tidak menjadikan beliau berkeluh kesah dan menjauh dari ketaatan kepada Allah SWT. Tidak juga menjerumuskan ke jurang kekufuran.

Manusia zahid memandang dunia sebagai ladang ibadah untuk bekal di kehidupan akhirat. Oleh karena itu, dalam keadaan kaya maupun miskin, hati seorang zahid tidak menyimpan sedikitpun cinta terhadap dunia. Dalam pandangannya dunia adalah seperti yang difirmankan Allah SWT:

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan  dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadîd [57] :20).

“Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu.” (QS. Muhammad [47]: 36).

Alhasil, Manusia yang hidup di dunia tentu tidak akan terlepas dari hal-hal keduniawian. Namun, zuhud bukan berarti menjauhi dunia secara total. Zuhud adalah kondisi hati dan jiwa yang tidak terikat dengan gemerlap dan kemewahan dunia. Tidak memandang dunia sebagai tujuan ataupun segala tumpuan hidup. Dunia hayalah kendaraan dalam menggapai keridhoan Allah SWT, sehingga dapat tercipta keseimbangan antara dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di  bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash [28]: 77).

Wallahu a’lam bishawab

Menikahi Gadis yang Tidak Perawan



Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Ustadz pengasuh yang dirahmati Allah, saya ingin bertanya tentang hukum menikahi gadis yang sudah tidak perawan lagi, akan tetapi statusnya masih gadis (bukan janda)?
Wassalam
Terima Kasih
Wahdi - 0856093005XX



Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

Saudara Wahdi ! Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita semua. Amin.
Pertanyaan saudara, belum menggambarkan secara rinci tentang persoalan yang ditanyakan.
Hilangnya keperawanan gadis itu, tidak dijelaskan penyebabnya. Apakah karena perzinaan atau karena penyebab lain?
Karena itu, jawaban persoalan saudara secara khusus bisa jadi terdapat dalam penjelasan berikut.
Pertama, tentang nilai keperawanan.
Sebagian masyarakat seperti di belahan dunia barat, utuhnya keperawanan sampai umur tertentu dianggap sebagai tanda tidak pandainya bergaul di tengah masyarakat. Bagi mereka, keperawanan di saat pernikahan bukanlah suatu hal yang penting.
Di kalangan masyarakat lain seperti di timur begitu juga umat Islam, keperawanan merupakan tanda kehormatan dan terjaganya seorang wanita dari kekotoran perbuatan maksiat yaitu perzinaan. Karena itu mereka mengatakan itu adalah tanda kesucian walaupun di antara mereka ada pula yang berlebih-lebihan sehingga sebagian keluar ada yang melakukan pembunuhan terhadap wanita karena kehilangan keperawanan tanpa alasan yang bisa dibenarkan.

Kedua tentang tuntunan dalam mencari pasangan dalam syari'at Islam. Hadits-hadits Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk baik bagi laki-laki maupun perempuan dalam hal ini. Untuk laki-laki, misalnya sabda Rasulullah SAW:
"Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menunjukkan keberuntungan seseorang yang mendapatkan pasangan yang beragama. Ini dipertegas lagi dalam hadits lain yang menunjukkan wanita yang shalihah itu di antara sifatnya adalah menjaga kehormatannya.
 “Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (HR. Ibnu Hibban)

bahkan ada peringatan dari Rasulullah saw agar jangan sampai tertipu oleh penampilan lahir yang membungkus keburukan batin sebagaimana dalam riwayat berikut ini:

إ
Artinya:
"Berhati-hatilah kalian terhadap sayur segar di pelimbahan ! Rasulullah ditanya, apakah sayur segar di pelimbahan itu? Beliau bersabda; Perempuan cantik yang tumbuh di lingkungan yang buruk" (HR. al-Daruquthniy, dha'if tapi tidak jatuh kepada peringkat palsu)

Peringatan senada dengan ini telah disampaikan oleh Allah swt dalam firmanNYA:

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran". (QS. al-Baqarah 2:221)

Adapun untuk mencari pasangan bagi wanita, Rasulullah SAW juga memberi petunjuk kepada wali wanita dengan sabda beliau:

"Pilihlah tempat engkau menanamkan air mani (benih)mu, dan nikahilah wanita-wanita yang sekufu (sederajat), dan nikahkanlah mereka (dengan wanita-wanita yang berada di bawah perwalianmu). ( HR. Ibnu Majah dan al-Hakim)

malah ada ancaman dari Rasulullah bagi siapa yang mengabaikan keshalihan dalam menikahkan wanita yang berada dalam kewalian seseorang sebagaimana dalam hadits:
"Apabila datang kepada kamu orang yang kamu rela melihat agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah ia, kalau tidak dilakukan, maka akan timbul fitnah di bumi dan kerusakan yang besar”. (HR. al-Turmudzî dari Abi Hatim al-Muzaniy)
Karena itulah, seharusnya setiap muslim berharap dan berusaha mendapatkan pasangan yang terbaik dengan memprioritaskan keshalehan dalam beragama.

Hadits-hadits itu juga merupakan penjelasan dari firman Allah SWT:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)". (QS. al-Nur 24:26)

Keshalehan pada calon pasangan bukan berarti mengabaikan yang lainnya. Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW mendorong sahabat agar memilih wanita yang masih gadis. Beliau bahkan memberikan alasan sebagai berikut:
 “Menikahlah dengan gadis, sebab mulut mereka lebih jernih, lebih subur rahimnya, dan lebih rela pada pemberian yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah)

Dari beberapa penjelasan di atas, bila wanita yang hendak dinikahi itu kehilangan keperawanan bukan karena perzinaan atau perbuatan yang tidak menjaga kehormatan atau farajnya, tentu tidak ada persoalan dalam menikahinya karena selama wanita itu menjalankan syari'at Islam dan menjaga farajnya, wanita itu masih termasuk wanita shalih yang dianjurkan untuk dinikahi oleh seorang muslim.
Namun bila wanita itu kehilangan keperawanannya karena berzina atau perbuatan yang tidak menjaga kehormatan atau farajnya maka hukumnya terkait dengan menikahi wanita pezina.

Menikahi wanita pezina yang masih bergelimang dengan perzinaan atau belum bertaubat kepada Allah ta'ala atas perbuatan dosa besarnya itu, hukumnya adalah haram berdasarkan firman Allah SWT:
"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin". (HR. al-Nur 24:3)

Namun bila wanita itu telah bertaubat dan terbukti taubatnya yang terlihat dari sikap dan perilakunya, hukum menikahinya adalah boleh walaupun bagi seorang mukmin tentu memilih yang afdhal adalah sesuatu yang terbaik.
Kebolehan itu difahami oleh ulama dari firman Allah SAW:
"kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (HR. al-Furqan 25:70)

Dalam ayat di atas, Allah SWT telah menjanjikan ganti kebaikan atas kejahatan yang mereka perbuat(termasuk pezina) bila mereka betul-betul bertaubat dan beramal shaleh. Tentu tiada kebaikan yang bisa menggantikan perzinaan selain pernikahan yang sah. Apalagi seseorang yang telah bertaubat dari dosa dalam pandangan syari'at Islam bagaikan orang yang tak berdosa  sama sekali sebagaimana sabda Rasul SAW:
 “Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa sama sekali". (HR. Ibnu Majah)

Hanya saja, walaupun boleh dinikahi namun yang pantas untuk menikahinya adalah yang berzina dengannya selama wanita itu tidak dalam keadaan hamil. Karena menikahi wanita hamil karena perzinaan walaupun oleh laki-laki yang berzina dengannya adalah haram menurut jumhur  ulama sampai wanita itu melahirkan.
Adapun bagi laki-laki lain yang menjaga dirinya selama ini dari perzinaan, tidak haram untuk menikahi wanita pezina yang telah bertaubat tersebut tapi bila kita memperhatikan hadits-hadits yang memberikan petunjuk untuk memilih pasangan yang baik, tentu memilih wanita yang bersih dari perbuatan zina adalah afdhal. Wallahu a'lam.

Jumat, 10 Oktober 2014

Anak Nakal Adalah Anak Pintar



Pertanyaan :
Assalamu’alaikum wr. wb.
Ibu Maria, saya memiliki tiga orang anak. Semuanya berperilaku nakal. Mereka tidak mau mendengarkan perkataan orangtuanya. Bagaimana cara mengatasinya?
Terima kasih.
Hamba Allah, Bekasi.


Jawaban :
Wa’alaikum salam wr. wb.

Anak-anak merupakan sosok manusia yang sedang berproses dalam hidupnya. Mereka cenderung meniru terhadap sesuatu hal, baik dari hal yang baik maupun yang buruk. Mereka meniru sesuai apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan. Mereka meniru kebiasaan yang dilakukan oleh anggota keluarganya maupun lingkungannya.

Sikap meniru itu adakalanya terhadap hal yang kurang baik. Terkait itu, orangtua perlu memberikan bimbingan dengan benar dan sabar dalam menghadapinya.

Anda sebaiknya tidak menyebut ketiga anak Anda dengan sebutan 'nakal'. Alangkah baiknya, jika Anda memanggil dengan sebutan 'anak pintar'. Karena hal itu akan berdampak terhadap perilaku anak. Anak yang sering disebut 'nakal', akan memiliki keyakinan bahwa mereka anak yang nakal. Akibatnya, perilaku anak Anda akan semakin nakal, dan malah lebih sulit merubahnya.

Apa yang kita labelkan terhadap anak, misalnya, merupakan sebuah doa. Dan hal itu bisa menjadi kenyataan. Karena itu, hendaknya kita tidak memberikan label negatif terhadap anak kita.

Kita perlu meneladani perilaku Rasulullah terhadap anak-anak. Rasulullah SAW itu merupakan orang yang sangat sayang terhadap puteri-puteri maupun cucunya. Beliau tidak pernah memberikan label negatif terhadap mereka.

Dikisahkan, bahwa Rasulullah memiliki cucu pertama dari puterinya Zainab, yang bernama Umamah. Rasulullah senang bermain dengan Umamah. Bahkan, Umamah pernah digendong di pundak Rasulullah, ketika beliau sedang shalat. Setelah Zainab meninggal dunia, Rasulullah SAW mengasuh Umamah dengan segala perhatiannya.

Hal itu diceritakan oleh Abu Qatadah Al Anshari. Dia mengatakan, “Ketika kami berada di depan pintu rumah Rasulullah. Beliau keluar dengan Umamah binti Abul Ash, puteri Zainab yang masih kecil. Kemudian, Rasulullah shalat, sementara Umamah berada di pundaknya. Ketika beliau rukuk, Rasulullah meletakkannya. Kemudian ketika bangun dari ruku, beliau mengembalikannya ke atas pundaknya. Demikianlah hingga beliau menyelesaikan shalat."

Dalam kisah yang lain, diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Ra, ia berkata “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan, kemudian ia mengajarinya tentang sopan santun, menyayanginya, menjaganya serta mengawinkannya, maka ia bersamaku di dalam surga”. Seseorang bertanya, “bagaimana kalau hanya dua orang anak perempuan?“ Rasulullah menjawab, “Walaupun hanya dua”. Kemudian Jabir bin Abdullah berkata; “Jika ada orang yang mengatakan hanya satu. Pasti Rasulullah akan mengatakan, “Walaupun hanya satu”.  

Demikian, semoga bermanfaat. Allahu A’lam bi al shawab.

Harun Nasution (bag. 1) Sosok Cerdas, Pelopor Program Pasca Sarjana Kampus Islam Indonesia



Lahir dan dibesarkan dikalangan Islam yang kuat di Sumatera, mendalami Ilmu agama di Kairo Mesir, dan akhirnya memoles pendidikan keislaman barat di Kanada, pelopor Program Pasca Sarjana IAIN Jakarta ini cenderung pada paham Mu’tazilah. Paham keislaman yang kontroversial di Indonesia

Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 23 September 1919, Harun Nasution       merupakan putra dari seorang Qadhi (penghulu) di Mandailing yang bernama Abdul Jabar Ahmad. Selain berperan sebagai ulama yang menguasai kitab “kuning” berbahasa Malayu, ayah Harun juga berprofesi sebagai seorang peniaga yang berdagang di sekitar daerah Simalungun, Pematang Siantar,  masa penjajahan Belanda. Sedangkan ibunya, Maimunah, adalah seorang Boru Mandailing Tapanuli yang juga merupakan keturunan seorang ulama. Saat mudanya, Maimunah pernah bermukim di Mekkah hingga dapat mengikuti beberapa kegiatan keagamaan di Masjidil Haram.
Disamping lahir dan dibesarkan dari keluarga yang taat beragama, Harun juga berasal dari keluarga yang terhormat dan memiliki kemahiran dalam mengurus ekonomi keluarga. Dengan kondisi keluarga yang lumayan baik, dari segi pendidikan maupun ekonomi, membuatnya lancar dalam mendalami ilmu pengetahuan tanpa ada masalah yang berarti.
Saat umurnya menginjak di angka tujuh tahun, Harun memulai pendidikannya di Hollandsch Inlandche School (HIS), sekolah Belanda untuk pribumi, tahun 1934. Disana ia belajar bahasa Belanda dan Ilmu pengetahuan lainnya selama lebih kurang tujuh tahun. Sedangkan ilmu agamanya diperdapat dalam lingkungan keluarga sepulang sekolah.
Selepas menamatkan pendidikannya di HIS, Harun berkeinginan untuk melanjutkan ke sekolah MULO, akan tetapi tidak diizinkan kedua orangtuanya. Bapaknya menganggap pengetahuan umumnya sudah cukup diperdapat di HIS, dan ia disuruh untuk memperdalam lagi ilmu agamanya. Akhirnya Harun meneruskan pendidikannya di Sekolah Keagamaan Modern, Moderne Islamietische Kweek School (MIK) sederajat MULO di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, dan tamat pada tahun 1937.
Setelah beberapa lama di Bukit Tinggi, Harun meminta kepada kedua orangtuanya untuk diizinkan menuntut ilmu di Kairo Mesir. Di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, ia mulai mengenal dan mendalami ilmu filsafat Islam.
Merasa tidak cocok di Universitas Al-Azhar, Kairo, Harun pindah ke Universitas Amerika di Kairo. Di kampus barunya ini, Harun malah mendalami ilmu pendidikan dan ilmu sosial, hingga ia meraih gelar akademik Bachelor of Art (BA) pada tahun 1952. Dengan gelarnya tersebut, Harun bekerja diperusahaan swasta dan kemudian pindah ke konsulat Indonesia di Kairo, Mesir. Dimasa inilah, Harun berhasil mempersunting seorang gadis Mesir, Sayeedah.
Bekerja sebagai salah satu staf  di Konsulat Indonesia membuatnya betah berkarir didunia diplomatik. Dari pengalaman inilah, Harun ditarik dari Mesir untuk dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Luar Negeri Bagian Timur Tengah di tanah air. Dalam menjalani karirnya tersebut, ia sempat ditugaskan ke Brussel selama tiga tahun sejak tahun 1955. Disana ia banyak mewakili berbagai pertemuan internasional, terutama karena kemampuannya berbahasa Belanda, Perancis serta Inggris. Ia menjabat sebagai sekretaris Kedutaan Republik Indonesia untuk Jerman Barat kala itu (sekarang Belgia).
Setelah menjalani tugas sebagai diplomat, Harun Nasution berkeinginan kembali ke Mesir untuk melanjutkan studinya di Dirasah al-Islamiyah, namun terkendala oleh keterbatasan biaya, maka studinya tidak dapat dilanjutkan.
Pada tahun 1962, Harun memperoleh bea siswa dari  Institut of Islamic Studies McGill di Montreal Kanada. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung berangkat ke Kanada untuk beberapa tahun, hingga memperoleh gelar Magister of Art (MA) dalam Studi Islam dengan tesis berjudul, The Islamic State in Indonesia: The Rise of The Ideology, The Movement for Its Creation and The Theory of The Masjumi pada tahun 1965. Dan pada tahun 1968, ia meraih gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang dan almamater yang sama dengan disertasi  berjudul The Place of Reason in Abduh’s Theology: Its Impact on His Theological System and Views.

Kembali ke Tanah Air
Setelah meraih Doktor, Harun Nasution kembali ke tanah air. Dan tahun 1969 ia mencurahkan perhatiannya dibidang akademik pada pengembangan pemikiran Islam lewat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta. Ia sempat menjadi Rektor IAIN Jakarta selama dua periode (1974-1982). Di samping itu ia juga menjadi dosen luar biasa di IKIP Jakarta, Universitas Nasional (UNAS) Jakarta sejak 1970 dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) Jakarta sejak 1975.
Dengan keaktifannya mengabdikan diri di IAIN Syarif  Hidayatullah,  Kemudian Ia memelopori berdirinya Pascasarjana untuk studi Islam di Perguruan Tinggi Islam tersebut, dan ia langsung mengelola dan menjabat sebagai Direktur program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampai ajalnya menjeput.
Di samping di kenal sebagai ahli filsafat Islam, Harun juga di kenal  sebagai penulis. Semasa hidupnya Ia telah banyak menghasilkan tulisan, baik yang berupa buku, artikel, maupun jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri. Dan semua tulisannya relatif menjadi buku teks (wajib) mahasiswa, terutama di lingkungan IAIN dan STAIN yang ada di Indonesia. Buku-buku yang telah di tulis Harun Nasutioan antara lain sebagai berikut; Islam ditinjau dari berbagai aspeknya (1974), Akal dan wahyu dalam Islam (1986), Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (1978), Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, Analisa, dan Perbandingan (1977), Falsafah Agama (1978).Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Geraksn (1978), Islam Rasional (1995).

Harun Nasution dikenal juga sebagai sosok intelektual muslim yang banyak memperhatikan pembaruan Islam dalam arti yang luas, bukan terbatas hanya pada bidang pemikiran saja seperti teologi, mistisisme (tasawuf) dan hukum (fiqh), namun juga mencakup seluruh aspek kehidupan kaum muslimin secara umum.
Dalam pemikirannya, ia berpendapat bahwa keterbelakangan umat Islam (tak terkecuali di Indonesia) disebabkan oleh lambatnya mengambil bagian dalam proses modernisasi dan dominannya pandangan hidup tradisional, khususnya teologi Asy’ariyah. Menurutnya, pola pandang tersebut harus direstorasi menjadi pandangan yang rasional yang sebelumnya teori ini telah disosialisasikan oleh kaum Mu’tazilah.
Reaktualisasi dan sosialisasi teologi Mu’tazilah bagi Harun Nasution merupakan langkah strategis yang harus dilakukan, sehingga umat Islam siap terlibat dalam pembangunan dan modernisasi secara kultural. Hal ini tentunya tanpa harus menghilangkan pada tradisi bangsa sendiri dan tetap berpijak pada norma yang ada.

Fitnah Terhadap Raja


Dikisahkan pada suatu hari Khalifah Harun Al-Rasyid marah besar pada sahabat karibnya, Abu Nawas. Ia ingin menghukum mati Abu Nawas setelah menerima laporan bahwa Abu Nawas mengeluarkan fatwa tidak mau rukuk dan sujud dalam shalat.

Lebih lagi, Harun Al-Rasyid pernah mendengar bahwa Abu Nawas menuduh  dirinya sebagai khalifah yang suka memfitnah. Menurut pembantu-pembantu kerajaan, Abu Nawas layak dipancung karena melanggar syariat Islam dan menyebar fitnah.

Khalifah mulai terpancing. Tapi untung ada seorang pembantunya yang memberi saran, hendaknya Khalifah melakukan pembuktian. Abu Nawas pun dipanggil menghadap Khalifah. Kini, ia menjadi pesakitan.

"Hai Abu Nawas, benar kamu berpendapat tidak rukuk dan sujud dalam salat?" tanya Khalifah ketus.

Abu Nawas menjawab dengan tenang, "Benar paduka"

Khalifah kembali bertanya dengan nada suara yang lebih tinggi, "Benar kamu berkata kepada masyarakat bahwa aku, adalah seorang khalifah yang suka fitnah?"

Abu Nawas menjawab, ”Benar paduka.”

Khalifah berteriak dengan suara menggelegar, "Kamu memang pantas dihukum mati, karena melanggar syariat Islam dan menebarkan tuduhan palsu terhadap khalifah!"

Abu Nawas tersenyum seraya berkata, "Paduka, memang aku tidak menolak bahwa aku telah mengeluarkan dua pendapat tadi, tapi sepertinya kabar yang sampai pada paduka belumlah lengkap. Kata-kataku dipelintir, dijagal, seolah-olah aku berkata salah."

Khalifah berkata dengan sedikit heran, "Apa maksudmu? Jangan membela diri, kau telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya."

Abu Nawas beranjak dari duduknya dan menjelaskan dengan tenang, "Paduka, aku memang berkata rukuk dan sujud tidak perlu dalam shalat, tapi dalam shalat apa? Waktu itu aku menjelaskan tata cara shalat jenazah yang memang tidak perlu rukuk dan sujud."

"Bagaimana soal aku yang engkau tuduhkan suka memfitnah?" tanya Khalifah.

Abu Nawas menjawab dengan senyum, "Kalau itu, aku sedang menjelaskan tafsir ayat 28 surat Al-Anfal, yang berbunyi ketahuilah bahwa kekayaan dan anak-anakmu hanyalah fitnah (ujian) bagimu. Sebagai seorang khalifah dan seorang ayah, anda sangat menyukai kekayaan dan anak-anak, berarti anda suka ’fitnah’ (ujian) itu."

Mendengar penjelasan Abu Nawas yang sekaligus kritikan, Khalifah Harun Al-Rasyid tertunduk malu, menyesal dan sadar. Rupanya, kedekatan Abu Nawas dengan Harun Al-Rasyid menyulut iri dan dengki di antara pembantu-pembantunya. Hubungan di antara mereka bukan antara tuan dan hamba. Pembantu-pembantu khalifah yang hasud ingin memisahkan hubungan akrab tersebut dengan memutarbalikkan berita.

Aktivis Anti-Islam Amerika Dilarang Masuk Inggris



Pemerintah Inggris melarang dua blogger anti-Islam AS terkemuka menginjakkan kakinya di Inggris. Seperti dikemukakan Kementrian Dalam Negeri pada Rabu (26/6) lalu keduanya telah merencanakan ke Inggris untuk berbicara di sebuah pertemuan kelompok ekstrim-kanan.

Pamela Geller dan Robert Spencer, pendiri Stop Islamization of America, berencana tampil pada aksi pawai yang digelar ekstrim-kanan English Defence League (EDL) di Woolwich, sebuah kota di tenggara London yang digemparkan oleh peristiwa kematian tentara Inggris pada Mei lalu.

Di blog mereka, Geller dan Spencer menampilkan salinan surat dari Kementrian Dalam Negeri Inggris yang melarangnya memasuki negara Eropa barat tersebut. Spencer mengatakan keputusan itu menunjukkan ketakutan berlebihan pemerintah Inggris.

Dalam sebuah pernyataan, Kementrian Dalam Negeri Inggris mengatakan, “akan melarang setiap individu yang kehadirannya di Inggris tidak baik bagi kepentingan publik,” ungkap jubir kementrian.

Matthew Collins, juru bicara kelompok anti-rasisme (Hope Not Hate) yang menentang Spencer dan Geller datang ke Inggris, menyambut baik keputusan larangan tersebut.

“Kami sangat apresiasi dan senang atas keputusan itu, kebebasan berbicara tidak memberikan hak anda untuk menghasut kebencian terhadap orang-orang muslim,” ungkap Collins

Spencer dan Geller adalah aktivis anti Islam yang paling keras menolak pembangunan masjid di dekat lokasi ground zero di New York, Amerika Serikat.

Sofwan

Aurat Wanita Terhadap Saudara Angkat



Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ustadzah yang dirahmati Allah, saya mempunyai seorang adik laki-laki yang diadopsi kedua orang tua saya. Dari kecil kami sudah bergaul bersama layaknya saudara kandung. Namun, setelah dewasa, apakah masih boleh saya melalaikan aurat di depan dia? dimana tidak ada lagi perasaan "aneh" diantara kami. Mohon penjelasannya.
Wassalam
Terima Kasih
Diah-Bekasi



Jawaban:

Wa’alaikum Salam Wr. Wb.
    Islam pada dasarnya melarang bentuk adopsi (al-tabanni) yang dikenal sejak zaman Jahiliyah, yaitu mengangkat anak orang lain sebagai anak sendiri, sehingga ia dinisbahkan kepada ayah angkatnya, diakui sebagai anak kandung, dan mendapatkan hak serta warisan seperti layaknya anak sendiri. Sebaliknya, yang dibolehkan dalam Islam adalah mengangkat anak asuh (ihtidhan / foster children) dari kerabat atau kalangan kurang mampu untuk dididik dan diasuh secara baik, tanpa menasabkan anak kepada orang tua asuhnya, dan tidak dianggap sama statusnya dengan anak kandung dalam segi perwarisan, perwalian (dalam pernikahan) serta hubungan mahram.
    Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahzab: 4-5, ”…dan Dia (Allah) tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu (hamba sahaya yang sudah dimerdekakan dan dijadikan anak angkat)”. Ayat ini menunjukkan bahwa masalah nasab adalah hak Allah, bukan ditentukan oleh manusia. Sebagai konsekuensinya, penasaban anak angkat seharusnya dikembalikan kepada ayah kandung mereka. Sedangkan penggunaan istilah anak dalam adopsi hanyalah ucapan di mulut belaka, tidak berkonotasi anak yang sebenarnya seperti hubungan hukum antara ayah dengan anak kandung (bunuwwah). Sebab tidak mungkin seorang anak memiliki dua orang ayah.
    Islam membolehkan orang tua asuh beserta keluarganya untuk bergaul dan mencurahkan kasih sayang kepada anak asuh seperti layaknya anak kandung. Meskipun demikian, sejatinya status anak asuh tetaplah sebagai orang lain (ajnabi) yang bukan mahram. Ketika anak asuh masih berusia dini dan belum mengerti tentang batasan aurat wanita, atau belum memiliki syahwat terhadap lawan jenisnya, memang diperkenankan terlihat sebagian aurat wanita yang biasa tersingkap saat melakukan aktivitas sehari-hari, berdasarkan QS. al-Nur: 31, “…atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan”. Tapi kala anak asuh mencapai usia tamyiz, mengerti aurat dan mulai berhasrat kepada lawan jenis, apalagi sudah baligh, maka saat itu berlaku aturan hijab yang menutupi aurat wanita terhadap laki-laki non-mahram. Hal ini bukan saja dikarenakan anak asuh tidak termasuk dalam list mahram seperti disebutkan dalam QS. al-Nur: 31, tapi juga dimaksudkan sebagai saddan li al-dzari’ah (tindakan preventif).
Dalam hadits dari ‘Aisyah RA dikisahkan bahwa Salim maula Abu Hudzaifah RA diadopsi dan tinggal bersama Abu Hudzaifah berserta keluarganya. Salim bahkan telah dianggap dan diperlakukan seperti anak kandung sendiri. Ketika turun ayat tentang larangan adopsi, Sahlah binti Suhail (istri Abu Hudzaifah) datang menemui Rasulullah SAW dan berkata: “Sesungguhnya Salim telah mencapai usia laki-laki dewasa dan telah paham sebagaimana laki-laki dewasa, padahal dia sudah biasa (keluar) masuk rumah kami (tanpa kami memakai hijab), dan sungguh aku menduga dalam diri Abu Hudzaifah ada sesuatu (ketidaksukaan) terhadap hal tersebut.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda kepadanya: “Susukanlah dia agar engkau menjadi mahramnya dan agar hilang ketidaksukaan yang ada dalam diri AbuHudzaifah”. (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan ketidakbolehan memperlihatkan aurat di hadapan anak angkat yang telah dewasa. Sampai-sampai Rasul menawarkan solusi kepada Sahlah untuk memberikan air susunya kepada Salim, sehingga ia bisa menjadi mahram sebagai ibu susu.
    Oleh karena itu, DR. Yusuf al-Qardhawi dalam fatwanya menyarankan kepada orang yang ingin mengadopsi anak yang tidak diketahui nasabnya dan masih dalam usia menyusui, agar merekayasa hubungan kekerabatan melalui penyusuan (radha’ah), sehingga terjadi hubungan mahram karena menyusui. Hal ini akan memudahkan berkumpul dan bergaul antara suami-istri, anak kandung dan anak angkatnya.
Untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah, seharusnya Anda tidak memperlihatkan aurat di hadapan adik laki-laki adopsi. Perlu disadari pula bahwa wanita yang melalaikan auratnya di hadapan anak asuh yang diadopsi sejak kecil boleh jadi tidak berpikiran yang aneh-aneh. Namun belum tentu hal yang sama dirasakan oleh anak asuh yang telah beranjak dewasa. Pangkal masalahnya bukan pada kebiasaan, tapi kesesuaian dengan panduan syariah. Mungkin hal itu dianggap wajar karena masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan yang keliru, sehingga ketika sampai ajaran syariat yang benar justru terkesan aneh. Namun jika dibiasakan menjalani sesuai ketentuan syariat, niscaya akan memperoleh ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan. Wallahu A’lam bi al-Shawab.

Muslim Pertama di Kabinet Australia



Setelah dilantik sebagai sekretaris kabinet Australia pada Senin (1/6) lalu, Ed Husic menjadi muslim pertama yang berada dalam pemerintahan Negeri Kanguru tersebut.

“Ini adalah hari yang indah bagi multikulturalisme, dan semuanya berdiri sama untuk negara,” ujar Gubernur Jenderal Australia, Quentin Bryce, kepada Husic saat upacara pelantikan di Ibu Kota Canbera.

“Saya berharap segala yang terbaik untuk Anda dalam melayani negara sebagai sekretaris parlemen,” tambah Bryce.

Husic adalah muslim keturunan Bosnia. Ia dibesarkan di Sydney Barat dan masuk sekolah di Blacktown South Public School dan Mitchell High School. Dia menyelesaikan program sarjana jurusan komunikasi dari University of Western Sydney.

Sebelumnya, Husic adalah muslim pertama yang masuk dalam parlemen Australia ketika dia memenangkan kursi dari sebelah barat Sydney dalam pemilu Agustus 2010 lalu. Dia kemudian diambil sumpah jabatannya dengan meletakkan tangan di atas Alquran orang tuanya.

Selain Husic, Mehreen Faruqi yang berasal dari Pakistan juga telah membuat sejarah sebagai Muslimah pertama di parlemen Australia pada April 2013 lalu.

Sebagai pendukung PM Australia yang baru terpilih, Husic bersumpah akan menjadi penghubung tuntutan rakyat kepada orang nomor satu di negaranya.

“Saya mendukung Kevin Rudd sejak awal, tetapi tidak pernah mengharapkan penunjukan ini,” ujar Husic kepada surat kabar Blacktown Sun.

“Ini akan memungkinkan saya untuk dapat mengaspirasikan langsung tuntutan konstituen saya kepada otoritas tertinggi pemerintah Australia.” katanya 

“Banyak warga yang khawatir mengenai pendidikan anak-anakya, dan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus juga merasa cemas jika Tony Abbott yang memimpin pemerintahan,” sambungnya.

Islam adalah agama kedua terbesar negara itu setelah Kristen. Umat Islam yang telah ada di Australia selama lebih dari 200 tahun terus meningkat dari populasi 20 juta penduduk Australia.

Sofwan

Mesir Bergejolak Kembali



Mesir kembali dilanda demo besar-besaran. Rakyat tak puas dengan kinerja pemerintah. Presiden Muhammad Mursi pun dituntut mundur.

Revolusi rakyat Mesir pada Januari 2011 berhasil menjatuhkan rezim Husni Mubarak. Setahun kemudian melalui pemilu demokratis presiden baru terpilih dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Terpilihnya Muhammad Mursi menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Negeri Firaun tersebut.

Namun, setelah setahun menjabat, Presiden Mursi dianggap gagal karena belum memenuhi janji-janjinya memperbaiki Mesir. Kondisi perekonomian Negeri Sungai Nil tersebut justru malah memburuk. Lawan politiknya pun menuduh Mursi bertindak otoriter seperti pendahulunya Mubarak. Mursi dinilai tidak mau berkompromi dengan kepentingan banyak kalangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan penting dan strategis.

Presiden Mursi juga dianggap telah membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak duduk sebagai presiden. Salah satu keputusannya yang paling dikritik adalah dekrit November 2012. Dekrit tersebut melindungi dirinya dari gugatan hukum.

Tamarod vs Ikhawanul Muslimin
Ribuan orang yang kecewa terhadap Presiden Muhammad Mursi melakukan aksi protes di Bundaran Tahrir Kairo, Mesir, Minggu (30/6) lalu. Mereka menuntut Mursi untuk segera mundur sebagai presiden. Seperti diketahui, Minggu tersebut bertepatan dengan peringatan setahun pelantikan Mursi sebagai presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis.

Dikutip dari laman Aljazeera, pendukung Mursi pun akan menggelar demo besar-besaran yang terkonsentrasi di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo Timur. Demo ini ditujukan untuk menyaingi anti-Mursi yang menyebut diri mereka sebagai Tamarod. “Tamarod” sendiri berarti pemberontakan atau pembangkangan.

10 Menteri Ajukan Pengunduran Diri
Menyusul demonstrasi menuntut Presiden Mursi turun, sebanyak 10 menteri pemerintahan Mesir mengajukan pengunduran diri. Seperti diberitakan Al-Arabiya, Senin (1/7), Perdana Menteri Hisham Qandil telah menolak pengunduran diri lima menteri. Lima menteri lainnya yang mengajukan pengunduran diri serempak belum mendapat tanggapan.

Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan para menteri mempertimbangkan mengundurkan diri sebagai bentuk simpati terhadap para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Mursi.

Mereka yang mengundurkan diri bersama-sama kepada Perdana Menteri Hisham Qandil adalah Menteri Pariwisata Hisyam Zazu, Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Athif Hilmi, Menteri Urusan Hukum dan Parlemen Hatim Bagato, Menteri Perairan Abdul Qawi Khalifa, Menteri Lingkungan Hidup Khalid Abdul-Aal.

Ultimatum Militer
Menanggapi aksi demonstrasi, Angkatan Bersenjata Mesir, Senin (1/7/2013), memberi ultimatum selama 48 jam kepada Presiden Mesir Muhammad Mursi untuk memenuhi tuntutan rakyat atau militer akan melakukan intervensi.

Pernyataan yang disampaikan pihak militer tersebut disambut gegap gempita para pengunjuk rasa yang berkumpul di Bundaran Tahrir.

Sementara itu, Presiden Mursi menampik ultimatum dari pihak militer. Mursi bertekad tidak akan goyah dan tetap mengupayakan rekonsiliasi nasional untuk mengatasi krisis di Mesir.

Para pendukung Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin menyebut ultimatum militer sebagai bentuk kudeta, karena para jenderal menyatakan bakal menerapkan cara mereka sendiri bila seruan mereka tidak dipenuhi.

Mursi Telepon Obama
Presiden Mesir Muhammad Mursi berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (1/7) tentang perkembangan terakhir di Mesir.

Mursi menekankan bahwa Mesir “bergerak maju”  dengan transisi demokrasi yang damai. Seperti dikatakan Mursi dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.

Sofwan

Kontribusi Islam bagi Ilmu Pengetahuan Dunia Bolpen Spektakuler Karya Sarjana Muslim



Peristiwa dicatat menggunakan pena dan tinta. Saat itu, tinta belepotan dan sangat merepotkan, hingga sarjana muslim menemukan teknik yang dikenal sekarang dengan bolpen.

Catatan tertulis tertua mengenai pena yang dilengkapi kantong tinta berasal dari abad ke-10 M. Pada 953, khalifah Ma'ād al-Mu'izz dari Mesir menginginkan pena yang tidak mengotori tangan dan bajunya dengan tinta. Ia diberi pena yang dilengkapi penyimpanan tinta, dan tintanya mengalir ke mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi. Seperti dicatat oleh kadi al-Nu'man al-Tamimi (974) dalam Kitdb al-Majalis wa 'l-musayardt, al-Mu’izz yang memimpin proyek pembuatan pena memberi instruksi:

Kami ingin membuat pena yang bisa dipakai menulis tanpa harus bolak-balik menceluplan pena ke tempat tinta, dan pena tersebut harus dilengkapi kantong tinta di dalamnya. Pemilik pena dapat meletakkannya di lengan baju atau di mana saja ia ingini tanpa terkena noda tinta atau tinta bocor dari pena. Tinta hanya mengalir kalau pemilik memakainya untuk menulis. Sepengetahuan kami belum ada orang yang pernah membuat (pena seperti ini), dan sebagai "bahan perenungan" bagi siapa saja yang menyadari kegunaan dan pentingnya pena seperti ini...

Dalam Deliciae Physico-Mathematicae (1636), penemu berkebangsaan Jerman, Daniel Schwenter menceritakan pena yang dibuat dari dua pena bulu. Pada 25 Mei 1827, penemu berkebangsaan Rumania, Petrache Poenaru menerima paten di Perancis untuk ciptaannya berupa pulpen pertama dengan kartrij yang bisa diganti. Desain pulpen memungkinkan orang menulis dengan lancar tanpa tinta tumpah atau kertas robek. Sejak 1850-an, berbagai paten yang berkaitan dengan pulpen diajukan, dan produksi pulpen terus meningkat. Walaupun demikian, pulpen baru menjadi alat tulis yang populer setelah ditemukannya mata pena dari emas berujung iridium, karet keras, dan tinta yang mengalir lancar.

Pada 1870-an, Duncan MacKinnon seorang Kanada penduduk New York City bersama Alonzo T. Cross dari Providence, Rhode Island membuat pena stilograf yang dilengkapi mata pena berbentuk tabung berlubang dan sebatang kawat yang berfungsi sebagai katup. Pena stilograf kini umumnya dipakai untuk gambar teknik, namun dulunya populer untuk menulis. Era produksi besar-besaran pulpen dimulai tahun 1880-an. Ketika itu, produsen terbesar pulpen di Amerika Serikat adalah Waterman yang memproduksi pulpen hasil desain Poenaru, asal New York City dan Wirt asal Bloomsburg, Pennsylvania. Nama Waterman menjadi lebih populer daripada Wirt, dan menjadi produsen terbesar pulpen hingga awal 1920-an.

Pada waktu itu, sebagian besar pulpen diisi dengan membuka bagian pemegang tinta, dan meneteskan tinta ke dalam kamar tinta dengan memakai penetes mata (pipet). Cara pengisian tinta seperti ini sulit dan tidak rapi. Selain itu, tinta bocor ke bagian tutup atau di bagian sambungan dengan kamar tinta. Setelah bahan yang sesuai untuk membuat pulpen sudah ditemukan, masalah yang tersisa adalah sistem pengisian tinta yang sederhana, mudah, dan antibocor. Pulpen yang dapat diisi tanpa harus membuka kamar tinta ditemukan sekitar awal abad ke-20, antara lain berkat penemuan A. A. Waterman, Walter A. Sheaffer, dan Parker.

Di Eropa, pemasok asal Jerman yang dikenal dengan nama Pelikan, memperkenalkan pulpen pertama mereka pada tahun 1929. Pelikan sebelumnya membeli paten untuk pulpen dengan tinta padat dari pabrik Slavoljub Penkala di Kroasia (dipatenkan tahun 1907 dan mulai diproduksi massal sejak 1911), dan paten pengisi tinta model piston dari Theodor Kovacs asal Hongaria.

Pulpen mulai diproduksi dalam aneka warna dan model setelah seluloida secara bertahap menggantikan karet sebagai bahan pemegang pulpen. Duofold dan Vacumatic dari Parker, serta Pelikan 100 adalah model-model pulpen yang populer pada masa-masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Walaupun sudah ditemukan bolpen, pulpen masih sangat populer antara 1940-an dan 1950-an. Bolpen masih mahal, dan tinta masih sering bocor atau macet, sedangkan teknologi tinta sudah matang dan diproduksi massal. Model-model yang populer pada 1950-an adalah Parker 51, Snorkel dari Sheaffer, dan Skyline dari Eversharp.

Pada 1960-an, teknologi bolpen semakin maju dan mulai menggantikan pulpen untuk penggunaan sehari-hari. Kini, produsen pulpen yang masih bertahan, terutama Montblanc dan Pelikan lebih mempromosikan pulpen sebagai benda koleksi dan simbol status daripada alat tulis sehari-hari.

Laszlo Biro Penemu Bolpen (1899-1985)
László József Bíró atau Laszlo Biro lahir 29 September 1899, Dia adalah penemu pulpen modern. Produksi pulpen pertamanya ditampilkan pada suatu pameran internasional di Budapest, Hongaria pada tahun 1931. Ciptaan ini dipatenkan di Paris pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam. Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang.

Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpen/pulpen. Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini. Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.

Pulpen mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.

Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol. Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 pada umur 86 tahun.

Perkembangan Bolpen
Dua orang berkebangsaan Inggris, Henry Martin dan Frederick Miles mendukung gagasan ini. Mereka kemudian ikut menekuni pembuatan alat tulis baru ini dan dijual ke Angkatan Udara Inggris yang memerlukan alat tulis yang anti bocor dan meluap untuk digunakan pada pesawat terbang yang digunakan pada Perang Dunia II.

Pada waktu yang bersamaan, di Amerika Serikat, Milton Reynolds asal Chicago membeli alat tulis baru itu. Ia kemudian menyempurnakannya dan menjualnya kepada tentara Amerika. Namun bolpen itu masih belum sesempurna bolpen yang ada pada saat ini.

Franz Szech, seorang warga California, berusaha mencari tinta yang sempurna dan berhasil membuat tinta tersebut dari dapur rumahnya.Tinta itu jauh lebih awet dan tahan lama berada dalam bolpennya, namun sayangnya tinta itu lambat laun menjadi kering bila terkena udara.

Setelah perang dunia II usai, orang-orang berkumpul di etalase pusat pertokoan Gimbels di New York. Di etalase ini disediakan sebuah tanki air besar yang dikerumuni oleh pengunjung. Tangki air ini digunakan untuk mendemonstrasikan alat tulis berupa pena yang digunakan dibawah permukaan air. Pena tersebut dipromosikan menggunakan tinta buatan Szech.

Bolpen khusus ruang angkasa dirancang oleh Paul C. Fisher, pada bulan juli 1966. Uji coba pena tersebut meliputi kondisi di bawah air, ruang tanpa bobot dan tekanan hampa. Pena ini diuji pertama kali oleh Dr Robert Gilruth, Direktur NASA, di Houston, Texas. Pada tahun 1967, bolpen ini lulus ujian dan dipilih untuk digunakan oleh para astronot Apollo.

Karena bolpen biasa menggunakan gaya gravitasi bumi untuk mengeluarkan tintanya. Maka harus ada lubang untuk pernafasan di ujung atas tabung resorvoirnya. Namun untuk bolpen ruang angkasa, lubang pernapasan ini tidak mungkin bisa diaplikasikan karena tinta akan tersedot habis oleh tekanan vakum di luar angkasa. Maka dari itu, tintanya dibuat dari bahan rumit. Misalnya, thixotropic, solid-gel ink, cohesive, adhesive dan visco-elastis (bentuknya seperti permen karet). Tinta ini mampu melawan tekanan hampa di luar angkasa. Tinta dijamin tidak akan kering selama 100 tahun.

Masih tentang bolpoinnya, karet sealant-nya ekstra keras dan rapat untuk menahan tinta tak tersedot oleh tekanan vakum. Tapi disisi lain, tinta harus bisa dikeluarkan bila bolpen digunakan. Karet ini diriset dan direkomendasi oleh NASA. Untuk mendorong agar tinta keluar, di tabungnya yang berukuran setengah jari kelingking itu diisi gas Nitrogen berkekuatan 3,139 kg/cm, gas yang dipakai untuk peredam kejut dan ban mobil balap F-1. Pada suhu beku -15,12 derajat Celsius atau panas 662,4 derajat Celsius, pena tetap berfungsi.

Sementara itu, ujung pena terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) berbentuk bola yang akan berputar seirama pena digerakkan. Tinta thixontropic yang menempel di bola baja ini sangat halus sehingga mampu menyelip diantara karet sealant viscoelastic. Walaupun halus, tinta ini mampu tetap tegas terbaca dan hampir tidak tergantung dalam kondisi apapun dimana bolpen ini bisa dipakai. Hamdan

Julianne Scasny Bergetar Membaca Al-Qur'an




Keindahan struktur al-Quran yang luar biasa dan berbeda dengan sastra pada umunya, membuat sangat yakin bukan buatan manusia, tapi benar-benar dari Tuhan.  

25 April 1982, Julianne Scasny dilahirkan di Michigan, Amerika Serikat (AS). Ia lahir dari orangtua berdarah Polandia-Suriah. Dibesarkan sebagai Katolik, Julianne pernah berkeinginan menjadi biarawati.

Suatu hari, ketika mengikuti pelajaran sejarah di sekolahnya, Julianne kagum dengan keberanian seorang siswa yang memprotes gurunya. Siswa Muslim itu meluruskan cerita guru yang salah tentang Islam saat ia membahas agama-agama besar di dunia.

‘’Wow, dia berani sekali membantah guru,’’ ujar Julianne. Dan sejak saat itu, Julianne mulai tertarik pada Islam.

Penasaran dengan Islam membuat Julianne melakukan proses pencarian. Ia pun bertanya kepada temannya yang beragama Islam tentang perbedaan antara Katolik dan Islam. Sayangnya, temannya itu tak banyak memberi penjelasan. Julianne belum menemukan jawaban atas kepenasarannya.

Julianne tak menyerah. Ia kemudian mengunjungi rumah teman sekelasnya yang Muslim itu. lalu ia meminjam Al-Quran terjemah bahasa Inggris dari orangtua temannya.

Begitu membaca Al-Qur'an, gadis pecinta sastra dan puisi itu sangat terpesona. Hatinya bergetar. Ketertarikan pada keindahan bahasa Al-Quran mendorongnya untuk membaca seluruh ayat di dalam kitab suci itu.

"Jika kitab ini ditulis dalam bahasa Inggris sekalipun, penulisnya tak mungkin seorang manusia. Ini benar-benar firman Tuhan,’’ ujar Julianne dalam hati.

"Sejak saat itu, saya menjadi Muslim di dalam hati,’’ kenang Julianne.

Julianne pun mengucap dua kalimah syahadat. Ia bertekad menjadi seorang Muslimah, meski tantangan berat harus dihadapinya. Dalam hatinya telah tertanam sebuah keyakinan bahwa Islam adalah agama yang paling benar.

Kedua orangtua Julianne sangat marah, begitu tahu bahwa Julianne telah memeluk Islam. Mereka tak bisa menerimanya, terutama sang ibu.

Ibunya berusaha melarang Julianne berteman dengan orang-orang Muslim. Sang ibu juga kerap menelepon orangtua temannya agar tak lagi mendakwahkan Islam kepada Julianne. Julianne sempat bingung. Namun, imannya tak goyah sedikitpun.

Sang ayah tak kalah marah. Setiap hari ia membongkar kamar Julianne. Semua barang-barang bernuansa Islam yang ada di kamar Julianne seperti sajadah, hijab, dan Al-Quran disitanya. Khawatir Al-Qurannya dibuang, Julianne terpaksa menyembunyikannya di ventilasi pendingin udara.

Berbagai upaya dilakukan kedua orangtuanya agar Julinanne melepas keyakinannya sebagai Muslim. Mereka berusaha mengajak Julianne ke gereja. Suatu hari Julianne dipertemukan dengan pendeta. Di depan pendeta, Juliane mengatakan amat cinta kepada Islam.

Tidak berhenti di situ, sang ibu kerap menghidangkan masakan yang terbuat dari babi, namun mengatakan kepada Julianne bahwa makanan itu terbuat dari daging sapi. Julianne yang berkomitmen untuk hanya mengkonsumsi makanan halal sesuai ajaran Islam kemudian memeriksa pembungkus makanan yang dihidangkan ibunya. Ternyata dugaannya benar, masakan yang disajikan itu terbuat dari daging babi.

Selain menjaga makanan halal, shalat adalah perjuangan berat bagi Julianne. Keluarganya selalu mengolok-olok setiap Julianne shalat. Mereka juga berusaha mencegah Julianne, sehingga ia sempat tidak shalat.

"Shalat adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan di rumah, mereka mengolok-olok ketika saya shalat,’’ ujar Julianne.

Keterbatasan yang dialami Julianne tidak membuatnya terputus dari semangat mencari ilmu agama (thalabul ilmi). Ia mempelajari shalat dalam bahasa Arab secara otodidak melalui video dan buku-buku.

Ketika ia berusia 20 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi, doa Julianne yang ingin mendalami Islam terkabul. Sebuah masjid dibangun di dekat lingkungannya. Julianne pun menuntut ilmu di sana. Bahkan ia memperbarui syahadatnya pada Ramadhan tahun itu.

Julianne kemudian memakai hijab. Tantangan lebih keras ia dapatkan lagi dari keluarganya. Kedua orangtuanya marah hebat. Ibunya bahkan pernah berusaha melepas paksa hijabnya.

"Satu-satunya hal yang dapat kulakukan agar keluar dari kesulitan ini adalah dengan menikah," tekad Julianne saat itu.

Mengetahui Julianne hendak menikah secara Islam dengan pria Muslim, ibunya tak setuju. Sang ibu menghendaki Julianne menikah dengan pria Kristen di gereja, dengan gaun putih pada saat upacara pernikahannya.

"Ibu ingin aku menikah dengan seorang Kristen dan melaksanakannya di gereja," tutur Julianne.

Keteguhan Julianne pada Islam membuat pernikahan itu akhirnya berjalan dengan lancar, meskipun sang ibu terus berusaha membatalkannya. Setelah menikah, Julianne yang mengganti namanya menjadi Noora Alsamman pindah dari Atlanta ke Houston. Kini, Julianne telah memiliki putra dan bersama keluarganya berkomitmen untuk menjalankan Islam sebagai jalan hidupnya. Hamdan

Lelaki Saleh Pemulia Ibunya


Ketaatan sama ibunya menjadikan dia rela tidak bertemu Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah mengabarkan pada para sahabat bahwa Uwais adalah penghuni langit.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, di Negeri Yaman hidup seorang pemuda bernama Uwais Al-Qorni. Pemuda miskin yang hidup bersama ibunya ini dikenal sangat sholeh, disela-sela kesibukannya mencari nafkah sebagai penggembala ternak onta dan domba  milik orang lain, ia tidak lalai merawat dan mengurus ibunya.

Tidak ada lagi sanak famili yang dimiliki dan sejak kecil ia telah yatim. Satu-satunya keluarga yang masih ia miliki hanyalah ibundanya yang sudah tua dan menderita kebutaan dan tuli.

Upah yang ia terima dari menggembala ternak hanya cukup buat hidup dengan ibunya, bila ada kelebihan sering ia berikan kepada tetangganya yang membutuhkan. Oleh karena itu, walaupun ia seorang pemuda miskin namun sangat disenangi dan dihormati oleh tetangganya.

Ajaran Islam yang mendidik dan mengajarkan akhlak yang luhur, dalam waktu yang relatif singkat memperoleh simpati dan telah memiliki penganut yang cukup banyak di Negeri Yaman.

Demikian pula dengan Uwais Al-Qorni, ia telah mengenal dan mengamalkan ajaran tersebut dengan tekun. Adapun cerita tentang Nabi sering ia dengar dari para tetangga yang telah berkunjung ke Madinah. Pada masa itu sudah banyak penduduk Yaman yang berkunjung ke Madinah untuk bertemu Nabi SAW, mereka ingin menerima ajaran langsung dari Beliau saw, yang kemudian akan mereka sebar luaskan setelah kembali di negerinya.

Ketika Uwais Al-Qorni mendengar berita tentang perang uhud, yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW mendapat cedera, karena terkena lemparan batu dan giginya patah, maka segera ia menggetok giginya dengan batu hingga patah. Demikianlah kecintaan Uwais Al Qorni terhadap Rasulullah  SAW.

Dorongan cinta dan rindu Uwais Al-Qorni terhadap Nabi membuat dirinya ingin berkunjung ke Madinah untuk menemuainya. “Kapan aku dapat menziarahi Nabi Muhammad SAW dan memandang wajahnya dari dekat, ” kata dia dalam hatinya. Namun di sisi lain ia tidak dapat meninggalkan ibunya begitu saja. Hal ini membuat hatinya gelisah, siang-malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah Nabi saw.

Hingga suatu hari ia datang mendekati ibunya dan menyampaikan isi hatinya tentang rindunya untuk bertemu Nabi SAW, serta memohon agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Mendengar permohonan putranya yang mengharukan itu maka ia-pun memakluminya, “Pergilah wahai Uwais anaku, temuilah Nabi di rumahnya, dan bila telah berjumpa dengannya segeralah engkau kembali pulang”. Mendengar ucapan ibunya yang mengijinkan untuk pergi, Uwais sangat gembiranya hatinya. Maka segera ia berkemas dan menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, sambil berpesan kepada beberapa tetangga dekatnya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Setelah berpamitan dan mencium ibunya maka berangkatlah ia menuju Madinah. Perjalanan ia tempuh dengan berjalan kaki dengan melewati perbukitan dan gurun pasir yang sangat luas, dengan alam yang sangat keras serta banyak gangguan, mulai dari penyamun – panasnya gurun pasir di siang hari bagaikan lautan api sedang pada malam hari dinginnya sampai terasa menusuk tulang. Namun hal ini tidak dirasakannya karena kemauannya yang kuat untuk bertemu dan memandang wajah Nabi orang yang selama ini dicintai dan dirindukan.

Tidak diceritakan berapa lama perjalanan yang ia tempuh. Setibanya di Madinah Uwais Al-Qorni segera mencari rumah Nabi Muhammad SAW. Dan untuk menemukan rumah Nabi bukanlah pekerjaan yang sulit. Setelah berada di depan pintu rumah Nabi ia ucapkan “Assalamu’alaikum” dengan khidmat dan sopan, karena tidak segera ada jawaban dari dalam rumah yang terlihat sepi, maka Uwais mengulang ucapan salam hingga beberapa kali. Setelah menunggu beberapa saat barulah ada jawaban dari seorang wanita “wa’alaikum salam” dengan tergopoh-gopoh wanita tersebut menuju pintu untuk menemui Uwais.

Di hadapan wanita tersebut, dengan penuh hormat Uwais menceritakan asal usulnya dan mengutarakan maksudnya. Wanita itu, yang ternyata adalah Siti Aisyah ra menjelaskan bahwa Nabi yang ingin dijumpainya sedang tidak ada di rumah dan entah sampai kapan beliau kembali.

Mendengar penjelasan Siti Aisyah ra tersebut Uwais Al-Qorni terdiam sesaat, hatinya bimbang “Antara ingin menunggu kedatangan Nabi atau segera pulang kembali kepada ibunya”. Uwais bukanlah orang yang mudah terombang-ambing oleh keraguan, rasa tanggung jawab kepada ibunya yang begitu besar, maka ia lebih memilih untuk kembali. Maka dengan sopan santun ia segera mohon diri kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang ke Yaman, ia hanya menitipkan salam untuk Nabi yang sangat dicintainya.

Setelah Nabi Muhammad SAW kembali dan berada di rumahnya, beliau menanyakan orang yang mencarinya. Kemudian Siti Aisyah ra pun menuturkan tentang kedatangan seorang pemuda dari negeri Yaman yang ingin sekali bertemu dengan Nabi, namun pemuda itu tidak bersedia menunggu sampai Nabi kembali sebab ia tidak dapat lama-lama meninggalkan ibundanya.

Nabi menjelaskan mengenai Uwais Al Qorni kepada para sahabat, “Ia adalah penghuni langit bila kalian berjumpa ia, perhatikan ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya”. Setelah itu Nabi memandang kepada Ali ra dan Umar ra dan bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan ia, mintalah doa dan istighfarnya.” Hamdan

Dalil-dalil Keutamaan Bulan Ramadhan





1. Bulan diturunkannya Al-Quran
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah 185)
2. Bulan Pendidikan untuk Mencapai Ketaqwaan
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah 183)
3. Bulan Pernuh Keberkahan
"Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu- pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan- syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil mem¬peroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya." (HR Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi).
4. Ramadhan Bulan Pengampunan Dosa
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari)
“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)

5. Bulan Dilipatgandakan Amal Shaleh
Khutbah Rasulullah pada akhir bulan Sya`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah bernaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhari-Muslim).
6. Dibuka Pintu Surga, Ditutup Pintu Neraka
“Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.” (HR. Muslim)
7. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan, Lailatul Qadar
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr 1-3)

Ketika Kesucian Ramadhan Dinodai Tradisi Jahiliyah


Ramadhan adalah bulan berkah dan suci. Keberkahan Ramadhan bukan saja bagi umat Islam, namun mengalir ke umat non Muslim. Dan  kesucian Ramadhan tidak layak untuk disambut dengan kebiasaan yang tidak sesuai syariat Islam. Itu dapat menodai kesucian bulan ini.


Hanya dalam hitungan hari, umat Islam akan merasakan euforia Ramadhan tahun ini, bulan rahmat, maghfirah, dan pembebasan. Keistimewaan Ramadhan bukan saja dinikmati oleh umat Islam semata. Lebih dari itu, non muslim pun ikut mendapatkan anugrah bulan suci. Ini sebagai bukti bahwa Islam dan segala syariatnya merupakan  agama Rahmatan Lil Alamin.
Masyarakat Indonesia yang heterogen tak tebang pilih mendapatkan keberkahan Ramadhan. Kemeriahan dan kebersamaan dalam bulan ini dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Kaya, miskin, pejabat, rakyat biasa, muslim, non muslim, semua merasakan indahnya Ramadhan. Sebagai contoh kecil, seluruh pekerja mulai dari Pegawai Negeri Sipil maupun buruh biasa, mendapat keringanan masa jam kerja. Tidak memandang dari agama manapun.
Pada bulan yang mulia ini, orang kaya akan tersentuh hatinya untuk berbagi dengan yang miskin. Dengan mengharap pahala yang berlipat ganda, orang-orang yang mendapat rezeki lebih akan saling berbagi dengan orang yang berekonomi lemah.
Tidak ada yang dapat menggantikan keindahan dan keagungan bulan suci Ramadhan, inilah yang di isyaratkan Allah SWT, dimana secara khusus, bulan suci ini adalah bulan Istimewa bagi umat Islam dan  bulan penghormatan bagi seluruh umat pada umumnya.
Bagi umat Islam, bulan ini adalah bulan yang dimuliakan, karena di dalam bulan ini terjadi banyak sejarah-sejarah Islam yang tidak terlupakan, baik dari turunnya al-Quran maupun dari peperangan dan kemenangan pertama yang diraih kaum muslimin saat perang Badar.
Ramadhan adalah Bulan Sosial
Dari segi tatanan sosial, berkah Ramadhan juga dirasakan dalam hal keamanan, dimana kejahatan akan lebih ter-minimalisir. Kesadaran masyarakat untuk lebih bersabar di bulan ini, sangat membantu sikap-sikap anarkis, baik yang dilakukan oleh golongan ataupun individu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA : Rasulullah SAW bersabda : “puasa adalah perisai (dari api neraka). Maka, orang yang berpuasa janganlah berhubungan badan dengan isterinya atau berbuat jahil, dan apabila seseorang memaki atau mengajak berkelahi, katakana kepadanya, “aku sedang berpuasa”. Nabi S.A.W menambah, demi dia yang menggenggam jiwaku, bau mulut orang yg berpuasa lebih harum disisi Allah dari bau misk. (dan inilah perkataan Allah terhadap orang yang sedang berpuasa), ia tidak makan, minum dan meninggalkan nafsunya kerana aku.
Dari sini tergambar, bagaimana hubungan antara puasa dan kehidupan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Di bulan ini, suasan sosial yang dinamis sangat kental kentara dikalangan umat Islam. Kesadaran berakhlaqul karimah membentuk generasi untuk berubah kearah yang lebih positif, di bulan ini mereka akan teruji.  Jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya bisa dilihat sifat saling tolong menolong akan lebih terlihat di bulan suci ini.

Dari segi sosial dapat disimpulkan pengaruh Ramadhan dalam kehidupan:
Pertama, Sosial individu. Kesadaran rajin beribadah kepada Allah yang didukung oleh kegiatan rutinitas ibadah yang mengandung nilai sosial di bulan ini.  Hal ini menjadikan seorang muslim merasa aman dan damai dalam menjalankan kewajiban agama. Berbeda dengan bulan yang lain, dimana godaan akan beribadah sangat besar karena pengaruh lingkungan.
Kedua, dari segi sosial secara global. Terciptanya jalinan antara seseorang dengan orang lain, seperti hubungan antara anggota keluarga yang lebih harmonis saat berbuka atau sahur bersama.  Begitu juga dengan kehidupan bermasyarakat  juga menjadi warna tersendiri saat berada dalam keadaan yang sama: sama-sama menahan lapar dan dahaga, serta didukung oleh ibadah yang dilakukan dengan berjamaah.
Jelas sudah bahwa euforia Ramadhan bukan saja dinikmati oleh orang Islam saja, namun juga bagi non muslim. Hanyasanya dibalik kemuliaan bulan Ibadah ini masih saja ditemukan kelemahan-kelemahan yang cenderung menodai bulan suci ini. Sebagian tradisi masyarakat yang tidak dilatarbelakangi oleh perintah agama masih saja menjadi fenomena yang memprihatinkan untuk menyambut bulan Ramadhan.
Di sebagian daerah tuntutan tradisi masih saja memberatkan kaum muslimin untuk menghadapi bulan ini, seperti ziarah kubur yang selayaknya bisa dilakukan kapan saja, namun sebagian orang terkesan memaksakan untuk membeli bunga untuk berziarah ke makam leluhur demi menyambut bulan yang mulia ini. Tidak ada salahnya  berziarah kubur menjelang Ramadhan, sebagaimana berziarah pada hari-hari lain. hanya saja, tradisi ini perlu diluruskan dengan memberi pemahaman tata cara ziarah kubur sebagaimana tuntunan Rasulullah. Jangan sampai mereka salah niat dan tujuan. Ini sangat riskan karena menyangkut “Aqidah”.
Disisi lain, tak jarang juga ditemukan masyarakat yang berlebihan membeli bahan-bahan makanan untuk persiapan Ramadhan hingga terkesan sebagai perbuatan yang mubadzir, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan umat Islam dalam menyambut bulan Ramadhan yang harus dihindari.
Sebagai umat yang mempercayai bahwa Ramadhan adalah bulan ibadah, sudah selayaknya kaum muslimin menyadari bahwa perbuatan-perbuatan yang tidak dilandasi agama akan merusak niat dalam persiapan menjelang bulan puasa. Rasulullah sendiri menganjurkan, persiapan yang sesungguhnya adalah peningkatan kwalitas ibadah, memperbanyak doa, menjaga kesehatan jasmani dan rohani.  Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempersiapkan mental dan fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan ini. Bukan dengan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Karenanya, harus ada yang mempelopori agar masyarakat menyadari, bahwa Ramadhan bukanlah momen untuk melakukan tradisi-tradisi yang dilarang agama, dan itu harus dirubah kearah tradisi dan kebiasaan Rasulullah dalam menyambut Ramadhan.




Tarhib Ramadhan



Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa . Dimana Allah SWT memberikan berbagai keutamaan . Dalam salah satu hadis Rasulullah SAW, “Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jumat.”

Allah SWT melipat gandakan pahala amal baik yang kita lakukan Menghapuskan segala dosa dan kesalahan-kesalahan Mengangkat martabat kita menjadi manusia yang demikian mulia Lailatul Qodr atau Malam Qodar. “Pembebasan dari neraka Ramadhan bulan yang paling utama”.

Setiap perbuatan yang baik yang dilakukan oleh manusia, pahalanya bisa mencapai 10 kali lipat, bahkan bisa mencapai 700 kali lipat, kecuali puasa . Puasa di bulan Ramadhan, lebih dari tujuh ratus kali lipat. Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan memberikan balasannya. Tapi syaratnya bahwa puasa yang dilakukan itu benar, baik pelaksanaannya dan motivasinya  Oleh karena itu, di ujung hadis itu dikatakan, Dia tinggalkan syahwatnya, dan makan dan minumnya di siang hari semata-mata karena Allah SWT.

Ramadhan menghapuskan segala dosa dan kesalahan-kesalahan dosa yang telah lalu. Bukan saja puasanya, bahkan aktivitas-aktivitas yang sunnah dapat pula menghapuskan dosa-dosa. Ramadhan mengangkat martabat setiap orang, dalam QS. Al Baqarah 183 : Allah mewajibkan kepada kita orang yang beriman untuk melakukan puasa agar kita menjadi bertaqwa. Itu sasaran utama dari puasa. Untuk mencapai ketaqwaan , suatu derajat yang begitu mulia, begitu terhormat. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa .

“Malam Qodar atau Lailatul Qodr, adalah  malam lailatul qodri itu nilainya disisi Allah lebih baik daripada 1000 bulan. (1000 bulan = 83 tahun 4 bulan). Dia bisa melebihi umur kita. Manakala kita bisa mengisi malam itu dengan ibadah, maka nilai ibadah itu demikian besarnya. Rasulullah dan sahabat-sahabat, mengantisipasi dengan I’tikaf

Sepertiga yang terakhir, pembebasan dari neraka Dalam doa kita yang diajarkan untuk meminta waqinaa ‘adzaabannaar . Kalau dalam doa kita selalu meminta waqinaa ‘adzaabannaar , maka di sepertiga yang terakhir di akhir Ramadhan itu Allah janjikan ‘itqum minannaar .

Namun tidak otomatis setiap orang mendapat janji-janji itu. Rasul memperingatkan umatnya. Oleh karenanya, di bulan Ramadhan ini hendaknya kamu perlihatkan kepada Allah berbagai perbuatan baikmu. Jangan perlihatkan kepada orang lain. Sesungguhnya orang yang paling merugi adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah di bulan ini.

Diperlukan persiapan untuk menyongsong Ramadhan Persiapan mental (doa dan harapan) Persiapan fisik persiapan ilmi imani (pengetahuan seluk beluk Ramadhan. Persiapan mental (doa dan harapan), Ya Allah berikanlah keberkahan, kebaikan yang banyak kepada kami di bulan Rajab dan di bulan Sya’ban. Selanjutnya kata beliau , dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.

Persiapan fisik dalam setahun Nabi Saw. tidak pernah berpuasa sebulan penuh, melainkan di bulan Sya’ban; beliau menyambungnya dengan Ramadhan. Persiapan Ilmu (pengetahuan seluk beluk Ramadhan) Diceritakan oleh Khuzaimah dalam shahihnya bahwa di penghujung bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. melakukan pidato khusus. Melakukan penyuluhan khusus kepada para sahabat tentang keutamaan dan amal-amal yang seyogyanya dilakukan di bulan Ramadhan ini. Sehingga program seperti ini (Tarhib Ramadhan) sebetulnya program yang disunnahkan.

“Wahai manusia kalian telah dinaungi dengan bulan yang agung (bulan yang nilainya begitu besar disisi Allah), bulan yang penuh berkah (penuh dengan berbagai kebaikan). Di bulan itu ada suatu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Yaitu bulan yang bertepatan dengan diturunkannya Al Qur’anul Karim. Bulan yang Allah wajibkan berpuasa dan Allah anjurkan untuk QL, shalat tarawih.

Barangsiapa melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT dengan perbuatan yang baik, maka nilainya seperti melakukan perbuatan yang wajib di bulan-bulan yang lain. Dan barangsiapa melakukan pendekatan diri dengan perbuatan yang wajib di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti ia melakukan 70 kali perbuatan itu di bulan-bulan yang lain. Bulan Ramadhan ini adalah bulan sabar, dan sabar itu adalah pahalanya adalah surga. Bulan Ramadhan ini adalah bulan santunan. Bulan Ramadhan ini adalah bulan ditambahkannya rezki orang-orang yang beriman. Barangsiapa yang memberikan makanan kepada orang lain untuk berbuka maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang memakan makanannya itu.

Kemudian sahabat berkata, “Ya Rasulullah tidak setiap kita bisa memberikan makanan untuk berbuka kepada orang lain”. Lalu Rasulullah menyambutnya, “Dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang memakan makanannya itu sekalipun hanya sebelah korma, atau seteguk air, atau sesendok mentega Bulan Ramadhan itu awalnya merupakan limpahan rahmat, pertengahannya merupkan ampunan dari Allah SWT, dan akhirnya merupakan pembebasan dari neraka.

Oleh karena itu, hendaknya kalian perbanyak 4 hal. 2 hal yang manakala kalian lakukan maka Allah SWT akan meridhoi kamu. Yaitu kamu mengucapkan, Dan yang keduanya lagi yang lain adalah yang selalu kalian butuhkan, yaitu kalian meminta agar dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari neraka.

Untuk mendapatkan apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya Kita perlu mengenal hakikat dan keutamaan Ramadhan itu. Kita perlu mengantisipasi Ramadhan ini dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang kongkrit yang mengarah kepada terwujudnya ketaqwaan itu. Diperlukan landasan keimanan dan keikhlasan dalam mengisi bulan Ramadhan ini.

Hakikat dan Keutamaan Bulan Ramadhan, Syahrun ‘Adziimun Mubaarokun Utamakan perbuatan-perbuatan yang nilainya tinggi Fii Sabiilillah Mengutamakan yang wajib Memberi makanan untuk berbuka.  Syahrun ‘Adziimun Mubaarokun Melaksanakan sholat Dhuha 2 rakaat, nilainya seperti shalat Shubuh. Ketika kita melakukan yang wajib di bulan Ramadhan, melaksanakan shalat Shubuh di bulan Ramadhan, nilainya seperti kita melakukan 70 kali shalat shubuh. Dan manakala yang kita lakukan itu adalah puasa, kata Rasulullah Saw. “ fainnahu lii wa ana ajzii bihi ” nilai pahalanya bukan saja sampai 70 kali lipat, bukan saja sampai 700 kali lipat, bahkan lebih daripada itu. Dan lebih tinggi lagi nilainya manakala perbuatan baik itu dilakukan bertepatan dengan malam Qodr. Nilainya lebih baik daripada 1000 bulan.

Fii Sabiilillah, Infaq Dalam QS. Al Baqarah dikatakan bahwa orang yang melakukan perbuatan fii sabiilillah baik dengan fisiknya, dengan tenaganya, dengan badannya, ataupun dengan materinya, satu perbuatan nilainya sampai 700 kali lipat. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir (tujuh cabang), pada tiap-tiap bulir; seratus biji. 1 menjadi tujuh ratus. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Nah kalau di hari-hari biasa, perjuangan di jalan Allah, menopang perjuangan di jalan Allah nilai pahalanya sampai 700 kali lipat, di bulan Ramadhan lebih tinggi lagi. 

Fii Sabiilillah Jihad Pada bulan-bulan Ramadhan ini banyak sekali peristiwa yang monumental . Dan ternyata kekuatan umat Islam di bulan Ramadhan ini berlipat ganda. Perang Badar pada 17 Ramadhan 2 H, itu menang, sukses. Persiapannya mendadak Umat Islam jumlahnya 300 lebih sedikit, lawannya 1000-an, berarti 3 kali lipat.     Futuh Mekkah , di bulan Ramadhan.    

Manuver da’wah para sahabat, para sahabat-sahabat menempuh jarak sampai ratusan kilometer, ke arah Yaman, dibukanya da’wah Islam pertama kali di Yaman, di bulan Ramadhan. Dihancurkannya masjid Dhiror , masjid yang dibuat oleh orang-orang munafiqin untuk memecah belah persatuan umat Islam. Jibril memerintahkan untuk menghancurkan masjid ini juga di bulan Ramadhan.    Rasulullah Saw. mengirim saroya , yaitu utusan militer yang jumlahnya tidak terlalu banyak, jumlahnya puluhan bisa mencapai ratusan. (Pasukan militer dalam jumlah kecil dan Rasulullah tidak ikut disebut Sariyya . Kalau Rasulullah ikut disebut Ghozwah . Di bulan Ramadhan itu selama 9 Ramadhan yang beliau alami, itu melakukan 2 kali peperangan dan mengalami 6 kali pengiriman Saroya (manuver-manuver militer).

Bulan Tanafus. Allah akan melihat lomba kalian dalam melakukan perbuatan yang baik, oleh karena itu hendaknya kalian perlihatkan dari diri kalian perbuatan baiknya . Pernikahan itu dilakukan di bulan Ramadhan Rasulullah menikah dengan Hafshah (putrinya Umar bin Khathab), Rasulullahmenikah dengan Ummul Masakin (putirnya Khuzaimah) Rasulullah menikahkan putrinya Fatimah dengan Ali bin Abi Tholib Mengutamakan yang wajib Terutama perbuatan-perbuatan yang menempati skala prioritas tinggi. Jadi yang wajib hendaknya kita pelihara, jangan sampai zakatnya tidak keluar tapi infaqnya keluar, shadaqohnya keluar. Shalat dhuhanya rajin, shubuhnya kesiangan. Memberi makanan untuk berbuka

Bulan Ditambahkan Rezki, bulan Ramadhan ini seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW. Rezki orang mu’min ditambah oleh Allah SWT. Jadi peluang rezki ini bertambah di bulan Ramadhan, baik rezki yang berupa : 1.   Materi 2.   Immateri (yang bukan materi).

Barangsiapa telah diberikan hikmah, ilmu yang benar berarti dia telah mendapatkan limpahan kebaikan yang begitu banyak dari Allah SWT. Pengajian hadis, pengajian tafsir, pengajian fiqih, pengajian aqidah, setelah terawih, setelah shubuh

Bulan Kaderisasi Taqwa. Hanyalah yang diterima amal perbuatannya oleh Allah SWT, orang yang bertaqwa. Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata yang kotor (dosa), dan tidak meninggalkan perbuatan yang kotor (dosa), serta tidak meninggalkan keduanya ini. Perbuatan kotor bisa dalam bentuk mata, mulut, telinga, kaki, tangan, akal. Maka Allah SWT tidak akan menerima puasanya itu.

Kamis, 09 Oktober 2014

Saat Nabi Yahya AS Berdialog dengan Iblis


Beberapa kali berdialog dengan Iblis, Yahya AS mendapatkan pengetahuan: rahasia Iblis atas anak cucu adam. Tak mau menjadi teman Iblis, Yahya berlindung dari larangan Allah.
Setiap manusia tidak akan luput dari godaan syetan. Termasuk para nabi dan Rasul.  Hal tersebut juga terjadi dengan Nabi Yahya As. Nabi Yahya adalah putra Nabi Zakaria AS. Sejak kecil, Yahya telah terpelihara dari perbuatan syirik dan juga terpelihara dari perbuatan maksiat. Ketekwaan Yahya pada Allah telah menjadikannya bersungguh-sungguh dalam mempelajarai kitab Taurat. Oleh karenanya Allah senantiasa memberikan Hikmah ke dalam dadanya.
Firman Allah SWT dalam Surat Maryam ayat 12-13:
Hai Yahya, ambillah (pelajarilah) Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa.

Suatu saat, Nabi Yahya AS didatangi iblis untuk menghadap, terjadilah dialog diantara mereka:
Iblis : Wahai Yahya, kedatanganku kesini adalah untuk memberimu suatu  nasihat.
Yahya : Kamu tak perlu memberiku nasihat apapun, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam as.
Iblis : Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan:
Pertama: Golongan yang paling keras terhadap golongan kami. Bila saya menemukan kesempatan untuk untuk menggodanya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka.
Kedua:Golongan yang kami kuasai.Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka ini.
Ketiga: Golongan orang-orang seperti Anda.
Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.

setelah memberitahukan golongan-golongan anak adam, iblis pun berlalu pergi. Dan itulah pertemuan pertama antara Nabi Yahya AS dan Iblis.
Dikisahkan kembali, Iblis mendatangi Nabi Yahya as untuk yang keduakalinya, dan kali ini iblis memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang bawaan.
Dan terjadilah dialog diantara mereka:

Yahya: Apakah barang-barang bersamamu itu wahai Iblis laknatullah?
Iblis : Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam.
Yahya: Apakah aku juga ada (syahwat)?
Iblis : Kadang-kadang Anda kebanyakan makan, hingga anda tertidur, dan berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT.
Nabi Yahya as : Apakah ada yang lain?
Iblis : Tidak ada. Wallahi tidak ada.
(Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).

Yahya: Ketahuilah wahai Iblis, setelah ini, aku tidak akan memenuhkan perutku dari berbagai makanan.
Iblis : Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasihat kepada anak cucu Adam, sebagaimana padamu saat ini.(Dan iblis pun berlalu.)

Diriwayatkan lagi, saat Iblis mendatangi Nabi Yahya AS untuk kali ketiga, dan dialogpun terjadi lagi:
Yahya: Wahai Iblis, tolong beritahu saya apakah yang paling engkai sukai dari manusia? Dan apakah yang paling engkau benci dari manusia?
Iblis : Orang mukmin yang paling aku sukai adalah orang mukmin yang bakhil. Sedangkan orang mukmin yang paling aku benci adalah orang mukmin yang fasik (rusak amalnya) tetapi dermawan."
Nabi Yahya as : "Mengapa bisa begitu?"
Iblis : "Orang mukmin yang bakhil itu menurut saya sudah cukup (untuk digoda amalnya). Tetapi kalau orang mukmin fasik yang suka bersedekah, saya khawatir kalau amal kedermawananya itu diterima oleh Allah SWT, itu berarti saya tidak punya teman di neraka nanti."

Kemudian Iblis pergi dari hadapan Nabi Yahya as sambil berkata,
"Kalau Anda bukan Yahya UtusanNya, tentu saya tidak akan memberitahu tentang masalah ini."

Dari dialog dan percakapan antara Nabi Yahya as dan Iblis di atas telah disebutkan bahwa orang mukmin yang paling disukai oleh Iblis adalah orang mukmin yang bakhil/kikir. Karena seorang mukmin yang seperti ini telah menjadi teman iblis. Allah SWT membenci orang yang seperti ini.
karena orang mukmin yang sedemikian itu telah beranggapan bahwa harta yang dimilikinya itu adalah hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa pertolongan dan pemberian Allah SWT.
Na'uzubillahi min dzalik.

Bacaan Imam Tidak Fashih



Assalamualaikum Wr. Wb.
Bagaimana hukum mengikuti shalat imam yang tidak fasih membaca Al-quran? apa pahala kita berkurang? dan bagaimana pula cara membetulkan bacaan imam yang salah? didalam shalat atau setelah selesai?
terima kasih
Fadillah-bekasi


Wa'alaikumussalam wr.  wb.
Rasulullah saw dalam hadits beliau telah memberikan petunjuk bahwa yang ditunjuk sebagai imam adalah seorang yang qari atau fashih membaca al-Qur'an:
"Dari Abi Mas'ud al-Anshariy, ia berkata: bersabda Rasulullah saw : suatu kaum hendaklah diimami oleh orang yang paling qari(fashih) di antara mereka dalam membaca kitab Allah..." (HR. Muslim)
Dengan demikian, mandahulukan seorang yang tidak fashih menjadi imam adalah tindakan yang tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
Hendaklah setiap orang yang ditunjuk jadi imam bisa menyadari kemampuannya dan tidak memandang ringan persoalan ini karena imam memikul beban berat sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw:
"Seorang imam itu menjamin(shalat makmum)...(HR. Abu Daud dari Abi Hurairah)

Adapun hukum shalat mengikuti imam yang tidak fashih tersebut, tergantung dengan tingkat ketidak fashihannya. Bila bacaannya berakibat berubahnya makna bacaan yang menjadi rukun seperti al-Fatihah maka hukum mengikuti imam itu adalah haram karena berakibat batalnya shalat. Namun jika ketidak fashihnya itu, tidak sampai ketingkat merubah makna bacaan rukun maka mengikuti imam itu hukumnya boleh. Kalau di antara jamaah ada yang lebih fashih maka shalat jamaah tersebut kurang afdhal karena tidak mendahulukan yang didahulukan oleh Rasulullah saw.

Terkait dengan pahala, sepatutnya tidak menjadi alasan utama tapi hanya sebagai motivasi untuk beramal. Tugas seorang hamba adalah menunaikan perintah Allah SWT sebaik mungkin sesuai dengan petunjuk syari'at. Janganlah beribadah seperti seorang upahan.

Apabila imam tersalah dalam membaca al-Fatihah dalam shalat, maka makmum wajib membetulkan dengan mengingatkan bacaannya sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dari Abdullah Ibn Umar ra. adapun pada bacaan lain, hukum membetulkannya adalah sunnah.

Kalau kekeliruan imam pada selain bacaan, maka cara membetulkannya dengan bertasbih bagi laki-laki dan menepuk tangan bagi perempuan sebagaiman dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Syaikhan dari Abi Hurairah.

Membetulkan imam di luar shalat adalah dengan menyampaikan kesalahannya secara baik. Sesuai dengan firman Allah twt dalam surat al-Balad ayat 17.

“Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”

Wallahu a'lam