Pages

Jumat, 10 Oktober 2014

Mesir Bergejolak Kembali



Mesir kembali dilanda demo besar-besaran. Rakyat tak puas dengan kinerja pemerintah. Presiden Muhammad Mursi pun dituntut mundur.

Revolusi rakyat Mesir pada Januari 2011 berhasil menjatuhkan rezim Husni Mubarak. Setahun kemudian melalui pemilu demokratis presiden baru terpilih dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Terpilihnya Muhammad Mursi menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Negeri Firaun tersebut.

Namun, setelah setahun menjabat, Presiden Mursi dianggap gagal karena belum memenuhi janji-janjinya memperbaiki Mesir. Kondisi perekonomian Negeri Sungai Nil tersebut justru malah memburuk. Lawan politiknya pun menuduh Mursi bertindak otoriter seperti pendahulunya Mubarak. Mursi dinilai tidak mau berkompromi dengan kepentingan banyak kalangan dalam menyusun kebijakan-kebijakan penting dan strategis.

Presiden Mursi juga dianggap telah membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak duduk sebagai presiden. Salah satu keputusannya yang paling dikritik adalah dekrit November 2012. Dekrit tersebut melindungi dirinya dari gugatan hukum.

Tamarod vs Ikhawanul Muslimin
Ribuan orang yang kecewa terhadap Presiden Muhammad Mursi melakukan aksi protes di Bundaran Tahrir Kairo, Mesir, Minggu (30/6) lalu. Mereka menuntut Mursi untuk segera mundur sebagai presiden. Seperti diketahui, Minggu tersebut bertepatan dengan peringatan setahun pelantikan Mursi sebagai presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis.

Dikutip dari laman Aljazeera, pendukung Mursi pun akan menggelar demo besar-besaran yang terkonsentrasi di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo Timur. Demo ini ditujukan untuk menyaingi anti-Mursi yang menyebut diri mereka sebagai Tamarod. “Tamarod” sendiri berarti pemberontakan atau pembangkangan.

10 Menteri Ajukan Pengunduran Diri
Menyusul demonstrasi menuntut Presiden Mursi turun, sebanyak 10 menteri pemerintahan Mesir mengajukan pengunduran diri. Seperti diberitakan Al-Arabiya, Senin (1/7), Perdana Menteri Hisham Qandil telah menolak pengunduran diri lima menteri. Lima menteri lainnya yang mengajukan pengunduran diri serempak belum mendapat tanggapan.

Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan para menteri mempertimbangkan mengundurkan diri sebagai bentuk simpati terhadap para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Mursi.

Mereka yang mengundurkan diri bersama-sama kepada Perdana Menteri Hisham Qandil adalah Menteri Pariwisata Hisyam Zazu, Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Athif Hilmi, Menteri Urusan Hukum dan Parlemen Hatim Bagato, Menteri Perairan Abdul Qawi Khalifa, Menteri Lingkungan Hidup Khalid Abdul-Aal.

Ultimatum Militer
Menanggapi aksi demonstrasi, Angkatan Bersenjata Mesir, Senin (1/7/2013), memberi ultimatum selama 48 jam kepada Presiden Mesir Muhammad Mursi untuk memenuhi tuntutan rakyat atau militer akan melakukan intervensi.

Pernyataan yang disampaikan pihak militer tersebut disambut gegap gempita para pengunjuk rasa yang berkumpul di Bundaran Tahrir.

Sementara itu, Presiden Mursi menampik ultimatum dari pihak militer. Mursi bertekad tidak akan goyah dan tetap mengupayakan rekonsiliasi nasional untuk mengatasi krisis di Mesir.

Para pendukung Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin menyebut ultimatum militer sebagai bentuk kudeta, karena para jenderal menyatakan bakal menerapkan cara mereka sendiri bila seruan mereka tidak dipenuhi.

Mursi Telepon Obama
Presiden Mesir Muhammad Mursi berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (1/7) tentang perkembangan terakhir di Mesir.

Mursi menekankan bahwa Mesir “bergerak maju”  dengan transisi demokrasi yang damai. Seperti dikatakan Mursi dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.

Sofwan

0 komentar:

Posting Komentar