Pages

Kamis, 09 Oktober 2014

Anak Senang Memainkan Penis

Pertanyaan :
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya memiliki keponakan laki-laki berusia 2 tahun. Ia dan mamanya tinggal bersama orang tua kami. Papanya kerja di provinsi lain, dan jarang pulang. Ia pintar. Rasa ingin tahunya dalam belajar besar sekali. Ia mudah meniru perilaku orang dewasa, baik perilaku baik maupun buruk.
Seperti, meniru perilaku memainkan penis. Ia sering melakukan hal itu dimanapun dan kapanpun, terutama saat menjelang tidur dan mandi. Pada saat bermain, ia sering melamun dan memainkan penisnya, seolah-olah sangat menikmati. Orang-orang sudah mengingatkannya untuk tidak melakukan itu, namun tetap saja ia mengulanginya. Bahkan, terkadang marah jika ada yang menegurnya. Bagaimana cara menghentikan kebiasaan tersebut?
Desi, Rawamangun

Jawaban:
Wa’alaikum salam wr. wb.
Ibu Desi, pertanyaan Anda bagus sekali. Apa yang dilakukan oleh anak tersebut dalam memegang penisnya tidak perlu dirisaukan. Pada anak-anak, kebiasaan memegang atau mengisap benda tertentu, seperti menjelang tidur, merupakan hal lumrah. Meski demikian, jika kebiasan memegang penis dirasa menganggu. Anda dapat menghilangkannya secara perlahan, dengan mengalihkan anak untuk memegang benda lain.
Sekedar berbagi, saya punya keponakan laki-laki berusia dua tahun dan disapih (kegiatan menghentikan anak untuk menyusu). Setiap kali menjelang tidur anak itu inginnya memegang payudara ibunya. Hal itu berlangsung hingga beberapa bulan. Hingga menyebabkan ibunya tidak nyaman. Namun, saat ibunya melarang anaknya, anaknya menangis dan tidak dapat tidur.
Ibunya pun mencari jalan keluar dengan mengalihkan anak untuk memegang telinganya, dengan posisi memeluk, sebagaimana posisi saat menyusui. Kebiasaan itu berlangsung hingga beberapa tahun. Dan baru berhenti saat anak duduk di bangku Taman kanak-kanak.
Saya bukanlah ahli psikologi, sehingga tidak dapat menjelaskan menurut teori psikologi. Saya hanya menjelaskan berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap proses tumbuh kembang anak.
Saya kira apa yang dilakukan oleh anak tersebut merupakan instink belaka. Belum tentu dia ‘menikmati’, sebagaimana yang Anda kira. Ini berbeda jika dilakukan oleh orang remaja atau dewasa. Pada saat orang dewasa melakukan itu, ia berimajinasi dengan hal macam-macam, dan ia menikmati kegiatan tersebut. Yang menurut Freud disebut libido.
Untuk mengetahui hal itu lebih lanjut, saya kira Anda bisa berkonsultasi ke psikolog di kota Anda, atau bisa membaca tulisan mengenai perkembangan psikologi anak, baik di buku maupun di internet.
Meski demikian, saya akan menjelaskan teori insting atau naluri secara garis besarnya. Insting manusia dibagi tiga bagian : 1) insting bertahan hidup. Manusia secara alamiah akan berteduh jika kehujanan atau kepanasan, akan makan jika lapar, dan akan minum jika haus. 2) Insting seksual. Manusia secara alamiah suka terhadap lawan jenis. Mereka ingin dicintai dan mencintai. Ingin bercumbu untuk memuaskan kebutuhan seksualnya, dan sebagainya ; 3) Insting terhadap rasa takut. Manusia ketika berjumpa dengan hal yang menakutkan, akan mendorongnya untuk melarikan diri, bahkan terkadang bisa kencing di celana.
Para ahli psikologi mengatakan, bahwa insting dapat diarahkan. Insting positif dapat ditumbuhkan melalui pemberian dukungan, dan pujian. Sebaliknya, insting negatif dapat ditekan melalui pengalihan terhadap sesuatu maupun dikurangi kesempatan untuk melakukan sesuatu. (lihat Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga, 2009)   
Demikian, semoga bermanfaat. Allahu A’lam bi al shawab.
Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar