Pages

Kamis, 09 Oktober 2014

Calon Direktur FBI Memicu Kekhawatiran Muslim Amerika



James Comey, kandidat direktur FBI yang disusulkan Barack Obama mendapat respon kurang baik dari kalangan Muslim Amerika. Pasalnya, Comey memiliki rekam jejak buruk terhadap kalangan Muslim di masa kepemimpinan Bush.

Umat Islam Amerika mengungkapkan keprihatinannya mengenai calon direktur Biro Investigasi Federal (FBI) yang diajukan Presiden Barack Obama lantaran memiliki rekam jejak buruk terhadap kebebasan sipil.

“Sikap FBI seperti pemerintah, selalu berada dalam persimpangan,” ujar Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), seperti dikutip OnIslam.net.

“Pengusulan James Comey untuk menjabat direktur FBI muncul di saat Presiden dan Kongres Amerika seharusnya bekerja keras dalam penegakan hukum dan penanganan terorisme dengan menjunjung tinggi kebebasan sipil,” lanjutnya.

Comey telah diajukan Obama untuk menjabat kepala FBI pada awal pekan lalu, dan jika mendapat persetujuan dari Senat, maka ia akan menduduki kursi direktur FBI sebelumnya, Robert Muller.

Seperti diketahui, Comey pernah menjabat sebagai wakil jaksa agung AS pada periode Presiden George W. Bush. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai jaksa di distrik selatan New York.

“Rapor Comey dalam masalah kebebasan sipil saat menjabat di Departemen Kehakiman era Bush memunculkan sejumlah keprihatinan yang harus dicermati secara seirus oleh Senat,” kata CAIR.

CAIR juga mendesak Senat untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Comey demi memastikan komitmennya terhadap kebebasan sipil.

“Mengingat FBI dan NSA mengumpulkan data melalui internet, jejaringan sosial, juga penyadapan percakapan telepon jutaan orang Amerika, maka CAIR mendesak Komite Kehakiman untuk mempertanyakan kepada Comey tentang visi dan misinya dalam pembaharuan FBI yang harus menghormati dan melindungi wilayah privasi seseorang serta melarang penyelidikan dan penyitaan yang gegabah.”

Kebebasan Muslim

CAIR mengatakan bahwa Comey dalam kapasitasnya sebagai wakil jaksa umum di zaman Presiden Bush menyetujui beberapa program anti-terorisme yang inkonstitusional dan melanggar hak-hak kebebasan sipil, seperti penahanan tanpa batas dan interogasi kasar dan tidak manusiawi.

Hubungan antara kalangan Muslim AS dan FBI semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terlebih setelah diberlakukannya pengiriman informan ke masjid-masjid pada 2009 lalu. Hal ini menyebabkan komunitas-komunitas Muslim mengancam untuk memutus segala kontak dengan FBI.

“Dalam pidatonya pada 23 Mei lalu tentang kebijakan kemanan nasional, Presiden Obama berjanji ‘akan melindungi kebebasan sipil [termasuk Muslim Amerika] dari segala macam bentuk ancaman dan pelanggaran’, dan ini ‘adalah teguran keras bagi orang-orang yang beranggapan kalau kami melawan Islam,” ujar CAIR.

“Selama 12 tahun terakhir, hubungan FBI dan komunitas Muslim ternodai dengan berbagai laporan mengenai pelecehan, pencemaran, intimidasi, memata-matai, pemaksaan, penyalahgunaan wewenang dalam pengawasan terorisme, interogasi menyangkut masalah identitas keagamaan di perbatasan dan pelabuhan AS, salah tangkap, dan penggunaan bahan mematikan.

“Oleh karena itu, dalam rencana pengusulan Comey, CAIR meminta Kongres dan FBI untuk mengambil langkah dan program yang konkret dalam menanggulangi tindak kekerasan dan ekstrimisme, juga menerapkan metode investigasi yang memfokuskan pada tindak pidana, bukan masalah keyakinan.”

Sejak September 2011, kalangan Muslim Amerika, yang diperkirakan populasinya sekitar delapan juta, menjadi sensitif terhadap isu hak-hak sipil karena berkeyakinan bahwa Amerika telah memberikan stigma negatif terhadap agama mereka.

0 komentar:

Posting Komentar