Pages

Kamis, 09 Oktober 2014

Saat Nabi Yahya AS Berdialog dengan Iblis


Beberapa kali berdialog dengan Iblis, Yahya AS mendapatkan pengetahuan: rahasia Iblis atas anak cucu adam. Tak mau menjadi teman Iblis, Yahya berlindung dari larangan Allah.
Setiap manusia tidak akan luput dari godaan syetan. Termasuk para nabi dan Rasul.  Hal tersebut juga terjadi dengan Nabi Yahya As. Nabi Yahya adalah putra Nabi Zakaria AS. Sejak kecil, Yahya telah terpelihara dari perbuatan syirik dan juga terpelihara dari perbuatan maksiat. Ketekwaan Yahya pada Allah telah menjadikannya bersungguh-sungguh dalam mempelajarai kitab Taurat. Oleh karenanya Allah senantiasa memberikan Hikmah ke dalam dadanya.
Firman Allah SWT dalam Surat Maryam ayat 12-13:
Hai Yahya, ambillah (pelajarilah) Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa.

Suatu saat, Nabi Yahya AS didatangi iblis untuk menghadap, terjadilah dialog diantara mereka:
Iblis : Wahai Yahya, kedatanganku kesini adalah untuk memberimu suatu  nasihat.
Yahya : Kamu tak perlu memberiku nasihat apapun, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam as.
Iblis : Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan:
Pertama: Golongan yang paling keras terhadap golongan kami. Bila saya menemukan kesempatan untuk untuk menggodanya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka.
Kedua:Golongan yang kami kuasai.Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka ini.
Ketiga: Golongan orang-orang seperti Anda.
Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.

setelah memberitahukan golongan-golongan anak adam, iblis pun berlalu pergi. Dan itulah pertemuan pertama antara Nabi Yahya AS dan Iblis.
Dikisahkan kembali, Iblis mendatangi Nabi Yahya as untuk yang keduakalinya, dan kali ini iblis memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang bawaan.
Dan terjadilah dialog diantara mereka:

Yahya: Apakah barang-barang bersamamu itu wahai Iblis laknatullah?
Iblis : Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam.
Yahya: Apakah aku juga ada (syahwat)?
Iblis : Kadang-kadang Anda kebanyakan makan, hingga anda tertidur, dan berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT.
Nabi Yahya as : Apakah ada yang lain?
Iblis : Tidak ada. Wallahi tidak ada.
(Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).

Yahya: Ketahuilah wahai Iblis, setelah ini, aku tidak akan memenuhkan perutku dari berbagai makanan.
Iblis : Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasihat kepada anak cucu Adam, sebagaimana padamu saat ini.(Dan iblis pun berlalu.)

Diriwayatkan lagi, saat Iblis mendatangi Nabi Yahya AS untuk kali ketiga, dan dialogpun terjadi lagi:
Yahya: Wahai Iblis, tolong beritahu saya apakah yang paling engkai sukai dari manusia? Dan apakah yang paling engkau benci dari manusia?
Iblis : Orang mukmin yang paling aku sukai adalah orang mukmin yang bakhil. Sedangkan orang mukmin yang paling aku benci adalah orang mukmin yang fasik (rusak amalnya) tetapi dermawan."
Nabi Yahya as : "Mengapa bisa begitu?"
Iblis : "Orang mukmin yang bakhil itu menurut saya sudah cukup (untuk digoda amalnya). Tetapi kalau orang mukmin fasik yang suka bersedekah, saya khawatir kalau amal kedermawananya itu diterima oleh Allah SWT, itu berarti saya tidak punya teman di neraka nanti."

Kemudian Iblis pergi dari hadapan Nabi Yahya as sambil berkata,
"Kalau Anda bukan Yahya UtusanNya, tentu saya tidak akan memberitahu tentang masalah ini."

Dari dialog dan percakapan antara Nabi Yahya as dan Iblis di atas telah disebutkan bahwa orang mukmin yang paling disukai oleh Iblis adalah orang mukmin yang bakhil/kikir. Karena seorang mukmin yang seperti ini telah menjadi teman iblis. Allah SWT membenci orang yang seperti ini.
karena orang mukmin yang sedemikian itu telah beranggapan bahwa harta yang dimilikinya itu adalah hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa pertolongan dan pemberian Allah SWT.
Na'uzubillahi min dzalik.

0 komentar:

Posting Komentar